Tes PCR jadi Syarat Wajib Penerbangan, Epidemiolog: Langkah Tepat!

JAKARTA – Epidemiolog dan Peneliti Senior Kamaluddin Latief menilai kebijakan pemerintah yang memberlakukan mewajibkan tes PCR dalam penerbangan domestik adalah langkah tepat dan dibutuhkan sebagai bagian dari proses screening dalam upaya pengendalian pandemi.

Dia menegaskan kebijakan wajib tes PCR untuk penerbangan domestik di wilayah Jawa-Bali (PPKM Level 4-1) dan luar Jawa-Bali (PPKM Level 4-3) adalah keharusan dan dibutuhkan.

“Jika mengacu kepada tes Covid-19, maka gold standard-nya adalah PCR. Hal ini yang harus dipahami oleh semua pihak,” ujar Kamal melalui keterangan yang diterima Selasa (25/10).

Menurutnya, dengan ancaman lonjakan kasus gelombang ke-3 dan munculnya beberapa varian baru di luar negeri, pelonggaran mobilitas harus diiringi dengan penguatan upaya screening.

Kebutuhan peningkatan screening ini juga semakin penting karena Indonesia adalah negara kepulauan. Namun, Kamal mengingatkan kebijakan seperti ini juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas tracing dan sistem kekarantinaan. Karantina serta protokol kesehatan harus tetap dilakukan dengan ketat dan konsisten.

“Sanksi terhadap pelanggar juga harus dijalankan. Intinya, kita berupaya agar bisa membuat sistem yang mendekati ideal sesuai kapasitas optimal yang bisa kita lakukan,” tegasnya.

Kamal berpendapat, walaupun positivity rate di Indonesia melandai, masyarakat Indonesia tidak boleh lengah dan mengendurkan kewaspadaan.

Lonjakan kasus yang meningkat tajam pada periode Juni-Juli 2021 harus selalu menjadi pengingat dan pelajaran bagi semua pihak bahwa ancaman Covid-19 selalu ada dan harus diwaspadai.

“Selain itu, kita juga harus belajar dari Singapura, Inggris dan Taiwan, yang memiliki kendali sistem, tes dan vaksinasi relatif baik, pada akhirnya tetap kembali mengalami lonjakan kasus. Kita harus belajar dari pengalaman seperti ini,” imbuhnya.

Menurut Kamal, Indonesia juga berisiko menghadapi kenaikan kasus pada akhir tahun sehubungan dengan mobilitas masyarakat yang meningkat. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, pemberlakukan screening ketat dengan tes PCR dan karantina harus terus ditingkatkan dan diimplementasikan dengan baik.

(jpnn.com)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan