PeduliLindungi Sulit Diterapkan di Pasar Tradisional Kota Cimahi

CIMAHI – Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi menyebutkan, aplikasi PeduliLindungi sulit diterapkan di pasar tradisional di Kota Cimahi.

Meski begitu, adaptasi kebiasaan baru (AKB) dengan menerapkan protokol kesehatan sudah dilakukan di pasar tradisional yang dikelola Pemkot Cimahi sejak munculnya pandemi Covid-19.

Kepala Disdagkoperin Kota Cimahi, Dadan Darmawan mengatakan, pihaknya enggan terburu-buru untuk menetapkan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional. Sebab dampaknya harus terlebih dahulu dipikirkan.

“Pasar tradisional dengan toko beda pengunjung pasar tradisional juga beda. Sangat mungkin ada yang belum punya HP. Jangan sampai nanti diterapkan malah jadi kendala,” ungkap Dadan, Senin (4/10).

Untuk itu, pihak nya terlebih dahulu akan melakukan kajian dan diskusi bersama para pedagang. “Masih kita diskusikan dulu, saya memikirkan dampaknya. Kalau menerapkan ini gimana pedagang dan pengunjung,” tukas Dadan.

Ia pun yakin meski belum diterapkan aplikasi PeduLindungi, kondisi pasar akan stabil. Artinya bisa memberi kepercayaan pengunjung dengan pola pembiasaan ini di terapkan di pasar tradisional.

“Sehingga dengan terjaganya kepercayaan dari pengunjung atau konsumen, aktivitas pedagang pun bisa berjalan seperti biasanya, tidak sepi. Itu harapannya,” tutur Dadan.

Dia menjelaskan penggunaan aplikasi PeduliLindungi baru diterapkan di pusat perbelanjaan modern. Dadan mengklaim penerapannya berjalan efektif.

“Hanya saja banyak pengunjung yang lupa check out, pas pulang lupa. Kalau masuk kan karena dia kecegat, jadi ngikutin scan barcodenya. Begitu pulang banyak yang lupa, sehingga terkesannya penuh. Padahal tidak seperti itu. Tapi mudah-mudahan kebiasaan baru ini mulai membudaya, jadi masyarakat menyadari hal itu,” ujar Dadan.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Atas, Hana Subiarti mengatakan, untuk saat ini aplikasi PeduliLimdungi belum diperlukan di pasar tradisional.

“Pasar tradisional itu konsumennya rata-rata ibu-ibu, ada sebagian kecil anak muda, jadi menurut saya bisa saja masuk pasar tradisional dengan scan barcode. Namun sangat diperlukan sosialisasi menyeluruh. SDM-nya perlu di tingkatkan, baik untuk pedagang dan konsumen,” ungkapnya.

Diakui Hana, sejauh ini baik pedagang maupun konsumen disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sehingga bisa meminimalisir penyebaran Covid-19.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan