Sempat Diprotes Puluhan Petani, Pelaksana Proyek Normalisasi Sungai Ciherang Berikan Pompa Air

BALENDAH – Puluhan petani di Desa Malaksari Kecamatan Baleendah sempat melakukan protes. Sebab,irigasi yang mengaliri sawahnya menjadi kering akibat tersumbat oleh proyek normalisasi Sungai Ciherang masih terus berlanjut.

Proyek yang dilaksanakan di Kampung Bojoing Cibodas, Desa Malakasari Kecamatan Baleendah itu, dinilai merugikann para petani. Terlebih saat ini banyak para peteni sedang melakukan penanaman sayuran.

Proyek yang dikerjakan oleh PT Putra Yos Nael Sejati melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Dinas Sumber Daya Air Wilayah Sungai Citarum Provinsi Jawa Barat sejauh ini masih belum bisa merealisasikan tuntutan para petani.

Atas kejadian tersebut  Petani, Pihak pengembang PT. Putra Yos Nael Sejati,  UPTD PSDA Sub DAS Citarum, Desa malakasari, Koramil dan tokoh masyarakat mengadakan pertemuan di gedung aulauntuk mencari solusi,

“Alhamdulillah wa Syukurilah, tadi sudah diadakan pertemuan dengan pihak UPT SUP dan Kontraktor. Alhasil ada sejumlah kesepakatan,” ungkap Perwakilan kelompok tani (Poktan), H. Eong kepada Wartawan Jabar Ekspres.

Menurut H. Eong, pertemuan tersebut dihadiri oleh Muspika Baleendah, Pemerintah Desa, UPT Sub unit perairan (SUP), Kontraktor PT. Putra Yosnael, BPD, Bhabinkamtibmas dan Babinsa.

Dalam pertemuan tersebut kata H. Eong, pihak SUP,menyediakan mesin pompa air sebanyak dua unit dengan 3 PK kapasitas.

“Bahan bakar untuk mesin pompa (solar) difasilitasi oleh pihak kontraktor sesuai dengan petani desa Malakasari, dalam pengelolaan operasional mesin dilakukan oleh kelompok tani desa Malakasari.

“Hari ini, tepatya nanti sore mesin akan datang. Kami dari petani, butuh air. Pembangunan TPT silahkan saja berjalan,” tegasnya.

Seorang petani Desa Makasari, Kecamatan Baleendah, Abah Juju Juherli menuturkan, dampak Kekeringan ini, terjadi pada musim tanam.

Saat ini, pihaknya sedang menanam buah tomat dan Burkol. Akibat tidak adanya Air ini, penanaman sayuran ini menjadi terganggu.

“Tidak adanya debit air, setelah adanya pembangunan tembok penahanan tanah (TPT) di aliran irigasi Ciherang,” ungkap Abah Juju

“Saya bersama para petani, tidak mempersalahkan pembangunan TPT. Yang kami butuhkan adalah air,” tambahnya.

Pihaknya meminta kepada dinas terkait untuk memperhatikan kondisi yang terjadi dilapangan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan