Pengamat:  Sudah Saatnya Airlangga Tunjukkan Kerja Politik di Depan Publik

JAKARTA – Pertemuan ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai pertanda positif usaha Airlangga untuk menjalin komunikasi politik yang lebih intens.

“Saya kira ini bagian dari silaturahmi politik plus-plus dari Airlangga Hartarto,” kata Adi Prayitno, dosen UIN Syarief Hidayatullah di Jakarta (25/6).

Adi melihat, Airlangga sudah makin mengintensifkan komunikasi politik dengan berbagai elemen. Hal itu juga terkait dengan tanggung jawab Airlangga dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

“Aktivitas ini wajib dilakukan oleh Airlangga sebagai bentuk tanggung jawab politik sebagai Menko, maka ia harus menjalankan komunikasi dengan berbagai kepala daerah,” ungkap Adi.

Adi melihat hal itu penting untuk menegaskan bahwa selama ini Airlangga kerjanya sudah mulai terlihat. Akan tetapi publik juga tidak bisa menutup mata bahwa apa yang dia lakukan selama ini punya efek dan insentif yang kemudian dibaca sebagai upaya untuk jalan panjang menuju Pilpres 2024.

Jadi tokoh-tokoh yang ditemui oleh Airlangga baik Ganjar, Cak Imin, Habib Luthfi atau ulama-ulama di Jateng itu secara simbolisasi menunjukkan jika Airlangga sudah melakukan penetrasi ke berbagai aktor dan tokoh-tokoh  penting.

Biar bagaimana pun berbicara agenda 2024, Airlangga menurut Adi termasuk tokoh yang cukup realitis untuk maju dalam Pilpres 2024, karena posisinya sebagai ketua umum partai Golkar. Apalagi Airlangga ini sudah diwajibkan oleh kadernya untuk maju di pilpres 2024.

“Nah dua hal itu yang paling mungkin dilakukan oleh Airlangga dan ini sangat bagus, artinya sambil menyelam minum susu (air),” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

Agenda pertemuan Airlangga dengan Cak Imin dan Ganjar serta tokoh-tokoh pesantren di berbagai daerah, yang kini mulai digarap, menurut Adi adalah sebagai bagian dari kerja politik itu terutama pertemuan di basis-basis pemilihnya besar seperti di Jateng dan Jatim serta basis NU.

Adi juga melihat kemesraan dengan Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB dan NU ini tentu menjadi bahasa politik bahwa Airlangga itu tidak punya jarak dan bahkan dekat dengan kelompok Nahdliyin yang basisnya sangat besar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan