CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, menyiagakan ratusan relawan di wilayah rawan bencana, untuk memantau dan segera mengevakuasi warga saat melihat tanda alam seiring tingginya curah hujan sejak satu pekan terakhir.
“Kami menyiagakan 400 relawan untuk memantau dan mengevakuasi warga saat melihat tanda alam. Sebagian besar mereka berdomisili di wilayah rawan bencana yang kerap terjadi saat musim penghujan tiba,” kata Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan saat dihubungi Jumat. (17/9)
Sejak satu pekan terakhir, ungkap dia, tercatat dua bencana alam terjadi di wilayah selatan Cianjur, banjir di Kecamatan Kadupandak dan pergerakan tanah disertai angin puting beliung di Kecamatan Cibeber, sehingga menyebabkan belasan rumah rusak dan empat rusak sedang.
Ia menjelaskan, dari 32 kecamatan yang ada di Cianjur, sebagian besar masuk dalam zona merah bencana mulai dari utara hingga selatan, dengan tingkat kerawanan kedua tertinggi di Jawa Barat, sehingga keberadaan relawan sangat dibutuhkan.
Selama ini, ungkap dia, pihaknya telah membentuk relawan tangguh bencana (Rertana) di masing-masing kecamatan dan desa yang ada di Cianjur, sebagai upaya penanganan cepat saat terjadi bencana alam, termasuk melakukan pengawasan, pendataan dan mengevakuasi warga saat terjadi bencana.
“Keberadaan relawan di tiap desa yang ada di Cianjur, sebagai kepanjangan tangan dari petugas yang jumlahnya terbatas. Sehingga tugas mereka, tidak hanya memantau dan mengawasi, namun juga dapat mengambil langkah pencegahan,” katanya.
Meski belum menetapkan status siaga bencana, pihaknya telah mengimbau warga di seluruh wilayah di Cianjur, untuk waspada dan segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana, sehingga korban jiwa dapat dihindari.”Kami imbau warga di seluruh wilayah Cianjur, untuk waspada dan segera mengungsi jika hujan turun deras dengan intensitas lama,” katanya. (antara/red)