Kasus Penyelundupan Narkoba di Lapas Jelekong Sulit Dibuktikan, Loh Kenapa?

SOREANG – Selama enam bulan berturut-turut sejak Bulan Maret hingga Agustus 2021, kasus penyelundupan Narkotika kerap terjadi di Lapas Kelas IIA Bandung.

Kasat Narkoba Polresta Bandung Kompol Dadang Garnadi mengatakan, dari tujuh kasus penyelundupan narkotika, hanya empat kasus yang diproses hukum, yakni kasus penyelundupan sabu di dalam sepatu yang dibawa seorang perempuan berinisial VP, Penyelundupan di masukan ke dalam sepatu olahraga oleh seorang laki-laki, di dalam kue Fitbar Wafer, dan kasus penyelundupan Narkotika yang ditempel di jeruji Lapas.

Dari kasus yang terjadi itu, Polres Bandung mendpat limpahan perkara baru dengan tersangka yang pernah diproses hukum. Sebab, statusnya masih warga binaan.

“Nah yang naik penyidikan sebanyak 4 perkara dan 3 perkara lainnya masih lidik. Dengan jumlah tersangka sebanyak 11 orang,”ujar Dadang kepada Jabarekpres.com, Jumat, (3/9).

Dadang menuturkan, dalam proses penyelidikan kasus penyalahgunaan narkoba, memang ada yang mudah, tapi ada juga yang sulit dalam pembuktian.

Untuk itu, dari kasus penyelundupan tersebut saat ini ada yang masih penyelidikan. ada juga sudah pada tahap menaikkan ke proses penyidikan dan penetapan tersangka sekaligus dilakukan penahanan.

Untuk alat bukti awal biasanya para pelaku menggunakan alat komunikasi antara tersangka sipil dan narapidana.

Namun, alat bukti ini sangat sulit untuk dijadikan dasar pembuktian awal. Terlebih, adanya keterbatasan dan kewenangan untuk menggeledah tempat warga binaan.

”Biasanya, yang mengumpulkan barang bukti pihaknya berkoordinasi dengan petugas lapas dan merekalah yang melakukan penggeledahan,”ucapnya.

Dadang mmencontohkan, kasus penyelendupan sabu yang disimpan di dalam kue kering sulit menemukan alat bukti. Sebab, ketika dilakukan pemeriksaan telpon genggam milik warga binaan sudah dihapus. Sehingga sulit melakukan pendalaman.

”Kami memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa mengakses aplikasi-aplikasi tersebut kembali,” jelasnya.

Kendati begitu, Dadang mengapresiasi pihak Lapas Narkotika yang selalu berkoordinasi ketika terjadi upaya penyelundupan narkoba di Lapas Jelekong.

Menurtnya, Standar Operasional (SOP) yang diterapkan untuk pengunjung Lapas Jelekong cukup ketat. Sehingga banyak kasus percobaan penyelundupan narkoba terungkap.

“Koordinasi kami sangat baik. Mereka dengan cepat mengundang kami ke Lapas jika memang terjadi perkara-perkara percobaan penyelundupan narkoba,” tandasnya. (yul/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan