Pemkot dan PT Pindad Kolaborasi Manfaatkan Lahan Bekas TPA

BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan PT Pindad Persero berkolaborasi dalam program Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program ini diberi nama Masyarakat Unggul Pindad Terus Sukses (Maung Pantes) dan Maunya Tanam Apa (Mantap).

Lahan yang digunakan merupakan pemanfaatan lahan bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) PT Pindad Persero Yang nanti akan dikelola oleh warga RW 09 Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong.

“Ini merupakan program kolaborasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan untuk membangun Buruan Sae yaitu Mantep dan Maung Pantes dari PT Pindad. Mudah-mudahan program kolaborasi ini mampu menjadi kolaborasi bagi warga untuk berdaya dari sisi ketahanan pangan” ucap Wali Kota Bandung Oded M Danial pada Senin (30/08).

Tujuannya program tersebut ialah agar masyarakat mampu mengelola lahan yang hasilnya bisa memberi manfaat ekonomi. Lahan seluas 65 hektar tersebut secara resmi akan dikelola masyarakat khususnya dalam kebutuhan pangan dan akan ditanam beberapa jenis sayuran seperti brokoli, bawang, kangkung, cabe rawit, pakcoy dan jenis sayuran lain.

Menurutnya, Pemkot Bandung khusunya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung memberikan bantuan stimulus, konsultasi dan pembinaan kepada masyarakat yang mengelola lahan.

“Dinas terkait memberikan konsultasi, binaan, bahkan juga bantuan stimulus. Nanti ada ayam, lele sayuran dan sebagainya,” tambahnya.

Menurutnya yang terpenting adalah masyarakat berdaya dan mampu mengelola lahan untuk menghasilkan nilai ekonomi. Oded juga menambahkan, soal pemanfaatan lahan bekas TPA merupakan hal yang baik. Pasalnya tanah bekas pembuangan sampah itu memiliki tahan yang genbur maupun subur.

“Bagus sekali, justru ini luar biasa bekas TPA itu pasti gembur, subuh tanahnya. Ini tepat,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Strategi Bisnis PT Pindad Persero, Saifudin menerangkan dengan luas lahan 65 hektar bisa dimanfaatkan untuk lahan yang lebih produktif. Seluruhnya dikelola oleh masyarakat.

Menurutnya selain mudah penamaman sturan juga sarat akan nilai-nilai gotong royong dan efektif sebagai saran pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.

Akan ada 10 kelompok warga yang mengelola lahan tersebut dengan jumlah keseluruhan 40 warga, kemudian akan dilengkapi juga dengan rumah pembibitan dan beberapa fasilitas pertanian guna mendukung produktivitas dan keberlangsungan hidup tanaman.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan