SMA Negeri 1 Cicalengka Sudah Bersiap-siap Bila PTM Diperbolehkan

CICALENGKA – Kabupaten Bandung termasuk daerah yang mengalami penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari empat menjadi level tiga.

Diketahui, dengan adanya penurunan level PPKM, maka Kabupaten Bandung dapat melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat seperti diperbolehkannya beribadah berjamaah, makan di resto serta aktivitas lainnya.

Terkait hal itu, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kemungkinan dapat dilakukan secara tatap muka dengan beberapa peryaratan atau aturan yang berlaku.

Diketahui, SMA Negeri 1 Cicalengka sudah lakukan berbagai upaya jika nantinya resmi diperbolehkan melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMA Negeri 1 Cicalengka, Redi Gunawan mengatakan, strategi hingga tenaga pendidik telah siap jika nantinya dilakukan KBM tatap muka.

“Sekarang masih melalui zoom meeting dan google class room. Untuk tatap muka sampai sekarang belum,” kata Redi kepada Jabar Ekspres di ruang guru, Kamis (26/8).

Rudi menerangkan, jika dasar hukumnya belum ada maka SMA Negeri 1 Cicalengka tidak akan melaksanakan KBM tatap muka.

“Pak Kepala Sekolah (Caswanda) sangat taat aturan. Jadi patokannya atas dasar hukum,” ucap Redi.

Redi menjelaskan, meskipun wilayah Kabupaten Bandung mengalami penurunan level PPKM, pihaknya akan menunggu dulu arahan dari Bupati Bandung Dadang Supriatna.

“Kita menunggu dulu dari Perbub (Peraturan Bupati) nantinya diterjemahkan oleh Disdik (Dinas Pendidikan) provinsi,” pungkasnya.

Sementara itu, untuk fasilitas kebersihan sebagai mencegah penyebaran virus Covid-19 saat dimulainya PTM, SMA Negeri 1 Cicalengka sudah menyiapkan berbagai macam standar protokol kesehatan.

“Untuk prokes (protokol kesehatan) kita menggunakan prokes dari Disdik. Sarana pra sarana kita sudah siapkan prokes,” imbuh Redi.

Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, SMA Negeri 1 Cicalengka terlihat menyediakan tempat cuci tangan beserta sabun cair di beberapa sudut sekolah, bahkan di setiap pintu masuk disiapkan handsanitizer.

Selain itu, terlihat juga berbagai macam spanduk bertuliskan agar menjaga jarak minimal 1 meter serta peraturan wajib menggunakan masker di lingkungan sekolah.

“Wajib menggunakan masker, guru-guru pun semua sudah divaksin termasuk saya. Penyemprotan disinfektan berkala, kemudian pengaturan suhu (tubuh) itu ada,” tutup Redi. (mg5)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan