Begini Menu Makanan Penuh Nutrisi untuk Cegah Stunting

JAKARTA – Stunting atau balita pendek merupakan masalah kesehatan serius. Balita yang kekurangan nutrisi membuat pertumbuhan mereka tersendat.

Dalam webinar Komunitas Ibu Canggih dengan Isi Piringku lewat Digifest ‘Penuhi Nutrisi si Kecil untuk Cegah Stunting’ bersama Danone Indonesia, mendorong para ibu untuk menerapkan porsi makan ala Isi Piringku agar anak-anak terhindar dari stunting, yang juga didukung oleh Danone Indonesia.

Program Isi Piringku sendiri merupakan salah satu dari gerakan #BersamaCegahStunting untuk mendukung pemerintah dalam membentuk anak Indonesia sehat dalam upaya mencegah stunting di Indonesia. Untuk mencegah stunting, Ibu bisa melakukan langkah-langkah pencegahan.

Ahli Gizi dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK menjelaskan, dalam 1 piring makan harus tersedia lengkap, mulai dari makanan pokok, lauk-pauk, dan sayur atau buah-buahan.

“Komposisi Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan terdiri dari makanan pokok (⅓ porsi) dan sayur (⅓ porsi), serta sisanya adalah lauk-pauk dan buah-buahan (⅓ porsi). Namun untuk balita, porsi lauk perlu ditambahkan lebih banyak,” kata dr. Nurul dalam live Instagram @Ibu2Canggih, baru-baru ini.

Menurutnya jika Ibu mencurigai anak mengalami stunting, segera periksakan ke dokter dan lakukan langkah-langkah sesuai dengan rekomendasi dokter. Kondisi stunting di Indonesia Menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, sebanyak 30,8 persen anak-anak di Indonesia mengalami stunting.

Stunting ini sendiri ditandai dengan kondisi anak yang panjang badan atau tinggi badan terhadap usianya lebih dari 2 dari standar deviasi di bawah median kurva pertumbuhan anak berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Atau sederhananya, anak tampak memiliki perawakan lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Tetapi, anak yang terlihat pendek belum tentu stunting karena gejala stunting ini harus dilihat secara keseluruhan oleh dokter,” ujar dr. Nurul.

Penyebab stunting pada anak di Indonesia sendiri beragam. Mulai dari kekurangan energi kronik pada ibu hamil, kurangnya pengetahuan ibu, penyakit infeksi berulang pada anak, sanitasi yang kurang, hingga layanan kesehatan yang terbatas.

Jika anak mengidap stunting, sistem imunnya bisa kurang baik sehingga anak mudah sakit. Selain itu, kecerdasannya juga berada di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan