“Penting untuk segera memeriksaan diri ke dokter jika merasakan gejala-gejala tersebut. Hal ini penting, karena diabetes bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya,” jelasnya.
Selain itu, peningkatan kadar gula darah merupakan salah satu komponen sindroma metabolik yang merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular sendiri merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi pada penderita Diabetes. Seorang penderita diabetes dua kali lebih mungkin menderita penyakit jantung atau stroke daripada seseorang yang tidak menderita Diabetes.
Ancaman Penyakit Lain
Penyakit kardiovaskular yang sering terjadi sebagai komplikasi pada Diabetes adalah penyakit jantung koroner (PJK), stroke dan penyakit arteri perifer (PAP). Dalam presentasinya ia juga mengatakan ketiga penyakit tersebut terjadi jika ada sumbatan plak aterosklerosis di pembuluh darah, yang kemudian menyebabkan aliran ke jaringan terganggu dan kemudian menyebabkan kerusakan hingga kematian jaringan. Pada PJK yang terkena adalah pembuluh darah jantung, pada stroke adalah pembuluh darah di otak, dan pada PAP pembuluh darah yang terkena terutama di tungkai.
“Salah satu terapi utamanya adalah insulin. Penggunaan insulin pada pasien dengan Diabetes memiliki peran yang sangat penting, khususnya ketika penggunaan obat-obatan tidak lagi memberikan respons yang adekuat untuk mengontrol gula darah atau kondisi khusus pada penyakit akut, tindakan pembedahan, atau kehamilan,” lanjut dr. Wismandari.
Berdasarkan durasi kerja insulin, insulin terbagi menjadi insulin kerja panjang dan insulin kerja pendek. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi, saat ini dimungkinkan adanya kombinasi insulin kerja panjang dan insulin kerja pendek dalam 1 buah sediaan.
“Hal ini memungkinkan pasien dengan DM untuk melakukan penyuntikan insulin dengan lebih jarang dengan kondisi gula darah yang lebih stabil tanpa disertai adanya kondisi hipoglikemia,” tutupnya.
(Jawapos.com)