Pandemi Menggila, Desak Pembelajaran Tatap Muka Ditunda

JAKARTA – Kasus penularan COVID-19 masih tinggi di Indonesia. Karenanya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) harus menunda pembelajaran tatap muka.

Koalisi warga untuk Lapor COVID-19 mendesak Kemendikbud Ristek menunda pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka hingga penularan COVID-19 terkendali. Angka positivity rate yang tinggi memunculkan kekhawatiran pelaksanaan pembelajaran tatap muka dapat meningkatkan risiko penularan COVID-19.

“Dari Januari hingga Juli 2021, total laporan dari masyarakat yang melaporkan kegiatan belajar tatap muka ada 95 laporan di saat angka positivity rate mencapai 40 persen,” kata Relawan Lapor COVID-19 Diah Dwi Putri dalam siaran persnya, Minggu (1/8).

Dijelaskannya, berdasarkan laporan yang masuk, masih ada sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran secara tatap muka pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3 dan 4.

Laporan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka paling banyak masuk pada Juli 2021, di awal tahun ajaran 2021/2022. Ada 29 laporan yang masuk selama kurun itu.

“Ada laporan selama empat pekan berturut-turut dan di pekan keempat Juli laporannya paling banyak karena bertepatan dengan tahun ajaran baru yang bertepatan dengan PPKM skala 4 dan 3,” katanya.

Dari total 95 laporan yang masuk, ia menjelaskan, 17 persen di antaranya melaporkan bahwa sekolah penyelenggara kegiatan belajar tatap muka telah berstatus sebagai klaster penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Selain itu, ia melanjutkan, 52 persen sekolah dilaporkan tidak menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona, seperti tidak menerapkan ketentuan menjaga jarak, tidak melakukan pemeriksaan suhu tubuh, dan tidak mewajibkan pemakaian masker dalam kegiatan di sekolah.

“Sisanya mereka lapor terkait kekhawatiran terhadap siswa yang belajar di sekolah tersebut,” katanya.

Berdasarkan kondisi tersebut, Lapor COVID-19 merekomendasikan pemerintah menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka sampai penularan virus corona terkendali.

“Pembelajaran dilakukan secara daring di daerah dengan tingkat penularan tinggi. Menurut WHO, positivity rates yang terkendali berada pada angka di bawah 5 persen dalam beberapa pekan,” katanya.

Selain itu, Lapor COVID-19 mendorong pemerintah memperbaiki sistem penyelenggaraan pembelajaran dari jarak jauh via daring, termasuk menyiapkan pedoman pelaksanaan pembelajaran via daring yang efektif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan