Akhir Juli, Disdik Cimahi Launching Vaksinasi Anak 

CIMAHI – Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi sedang menyiapkan kegiatan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 12-17 tahun.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, dr. Reri Marliah mengatakan, kegiatan vaksinasi anak ini sudah berkoordinasi dengan Disdik Cimahi. Untuk informasi registrasi-nya akan disiapkan oleh pihak Disdik.

Namun, seperti biasa, dari Dinkes Cimahi akan ditugaskan sebagai tenaga screening dan pemberian suntikan vaksinator.

“Hanya kondisinya vaksin kita kosong, kita sudah koordinasi dengan Dinkes provinsi akan diberikan 700 vial tapi itu masih kurang karena untuk sehari-hari aja kita sudah banyak memerlukan vaksinasi,” kata Reri, Selasa (27/7).

“Agustus pasti yang akan banyak ketersediaannya. Nanti kita semua dropping 5.000 diharapkan. Misal, kita kasih 700 paling untuk 4 hari,” imbuhnya.

Untuk memberikan penyuntikkan dosis vaksin pada anak yakni jenis sinovac. Menurutnya, sampai saat ini pelayanan publik pun masih memakai jenis sinovac.

“Efek samping pasti selalu ada, tapi ringan. Seperti pusing, lemes, ngantuk. Mudah-mudahan tidak ada,” ungkapnya.

Reri menyampaikan, sebelumnya sudah diuji coba klinis pada anak-anak yang usianya 12 hingga 17 tahun dan efeknya masih seperti penerima dosis vaksin pada usia produktif (pusing, lemas, ngantuk).

“Pelaksanaannya tergantung vaksin nya sudah ada. Tadinya mau tanggal 24 Juli, tapi dropping dari provinsinya 400 vial kita gak mau ambil risiko. Jadi pastikan stok vaksinnya tersedia banyak,” ujarnya.

Selanjutnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi, Harjono mengatakan, penerima dosis vaksin disasarkan pada peserta didik SMP untuk perencanaan launching akan dilaksanakan di SMPN 1 Cimahi yang panitianya dari alumni SMPN 1 Cimahi. Kegiatannya akan dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2021 mendatang.

Menurut data sementara dari Disdik Kota Cimahi untuk jumlah anak yang akan menerima penyuntikkan dosis vaksin sekitar 54 ribu orang.

“Kami hanya membantu memobilisasi anak, dan tenaga administrasi misal karena jumlah pesertanya banyak maka dinas kesehatan meminta tenaga IT atau tim misalnya melakukan screening, guru UKS nya bisa dilibatkan,” tuturnya. (tan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan