Nasib Korban Longsor Sumedang Belum Jelas, Sekda Akui Lahan Relokasi Sudah Siap

SUMEDANG – Relokasi yang direncanakan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumedang untuk para korban longsor Cimanggung, sampai saat ini belum temui titik terang.

Peristiwa naas yang menelan 40 korban jiwa meninggal dunia itu, terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang tersebut terjadi pada 9 Januari 2021 lalu.

Akibat belum adanya kejelasan dari pihak Pemda mengenai perencanaan relokasi para korban longsor, hingga saat ini mereka terpaksa menetap di pengungsian sementara.

Mirisnya, para korban longsor kebingungan dan bertanya-tanya, kapan mereka akan menempati hunian yang layak, bukan tinggal di kontrakan.

Bagaimana tidak, setelah enam bulan lamanya usai kejadian tragis tersebut, jangankan sudah menetap di hunian baru, pondasi rumah saja belum ada. Sebab kabar tentang kapan dimulainya relokasi pun masih belum jelas.

Diketahui, sebanyak 11 Kepala Keluarga (KK) korban longsor yang sampai sekarang masih menetap di hunian sementara berlokasi di rumah susun wilayah Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Salah seorang korban longsor Cimanggung yang menetap di hunian sementara, Dameria Sihombing 21, merasa sedih karena penyelesaian dari pihak Pemda belum juga usai.

“Iya pak sedih ya. Masih belum diberesin yang longsor itu,” kata Dameria dengan raut wajah terlihat sedih seakan mengenang kembali keluarganya yang jadi korban longsor, Kamis (22/7).

Akibat peristiwa naas pada 9 Januari 2021 lalu, anggota keluarga Dameria meninggal dunia.

Sekarang, ia hanya bisa mengenang masa-masa manis bersama kedua orangtua dan dua keponakanya.

Salah seorang korban longsor lainnya, warga Desa Cihanjuang, Pasaribu mengatakan, rumahnya terseret tidak tersisa.

“Sampai saat ini kami masih bertahan di rumah pengungsian rusun dan belum jelas kapan pindahnya,” kata Pasaribu di lokasi pada Selasa (20/7) kemarin.

Pasaribu mengaku, ia bersama pengungsi lainya masih bingung kapan dipindahkan dari kontrakan.

Perlu diketahui, akibat kejadian naas tersebut, Pasaribu kehilangan istri tercinta dan satu buah hatinya.

“Tidak ada kabar dari pemerintah kapan kami pindah dari rusun sempit ini. Padahal kami sudah bosan tinggal di rusun ini,” ujar Pasaribu.

Menanggapi persoalan tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman mengaku, lokasi untuk relokasi para korban longsor sudah disiapkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan