Kesenjangan Fasilitas dan Layanan Antar Rumah Sakit di Indonesia Meningkatkan Resiko COVID-19 di Kalangan Tenaga Kesehatan

Beberapa rumah sakit tidak memiliki ventilator yang cukup dan tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menguji pasien yang terinfeksi COVID-19.

Dengan terbatasnya jumlah fasilitas untuk merawat pasien COVID-19, beberapa rumah sakit tidak mampu melakukan pengujian pada kondisi pasien secara akurat untuk merujuk mereka ke ruang perawatan yang sesuai.

Masalah lain yang juga mengkhawatirkan adalah beberapa rumah sakit tidak memiliki persediaan alat pelindung diri (APD) yang cukup dengan kualitas yang memadai.

Informasi yang kami dapatkan dari dokter dan petugas kesehatan mengungkapkan bahwa mereka terkadang harus memakai APD yang tidak memenuhi standar atau menggunakan ulang peralatan yang seharusnya sudah diganti.

Beberapa dokter mengatakan bahwa mereka bahkan harus membeli APD sendiri karena rumah sakit tidak mampu untuk menyediakannya.

Situasi ini meningkatkan potensi tenaga kesehatan terpapar virus, yang berakibat pada risiko kesehatan atau beban keuangan mereka.

Masalah-masalah ini telah mengancam kesehatan fisik dan psikologis tenaga kesehatan yang juga membuat mereka berpotensi menularkan virus pada orang lain.

Kegagalan Mengikuti Protokol Kesehatan

Setiap rumah sakit telah menetapkan protokol kesehatan untuk perawatan COVID-19 dalam pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Namun, penelitian kami menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan pada tingkat kesadaran dan komitmen tenaga kesehatan dalam mematuhi protokol kesehatan.

Salah satu sumber utama infeksi pada tenaga kesehatan di rumah sakit adalah penggunaan berbagai fasilitas bersama untuk staf, seperti ruang ganti, ruang makan, musala, lift, dan kamar mandi.

Ada juga indikasi bahwa staf rumah sakit yang tidak berhubungan langsung dengan pasien COVID-19 kurang menganggap serius akan risiko tertular virus. Akibatnya tingkat kepatuhan mereka pada protokol kesehatan relatif rendah.

Temuan kami juga menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi di kalangan petugas kesehatan justru terjadi di luar tempat kerja, di mana kewaspadaan petugas terhadap virus menurun.

Dampak Bagi Pekerja Medis

Studi kami juga menemukan banyak petugas kesehatan yang mengalami masalah kesehatan mental akibat beban kerja yang meningkat.

Hal ini juga tercermin dalam temuan studi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menunjukkan 83% tenaga kesehatan Indonesia menderita stres akibat kelelahan fisik dan mental di tempat kerja, terutama di rumah sakit dengan jumlah tenaga yang terbatas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan