Demi Kelancaran Pembangunan KCJB, Pemerintah Akan Pinjam Uang ke Bank China

JAKARTA – Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan niatnya untuk melakukan pinjaman dana dari China Development Bank (CDB) guna mendukung operasional Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB).

Meski proses negosiasi tengah dilakukan, ia mengaku belum mengetahui secara pasti berapa jumlah pinjaman yang akan diajukan pemegang saham KCJB.

Adapun proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) tersebut ditarget rampung sebelum tahun 2022. Kendati terjadi keterbatasan dana, proses konstruksi terus dilakukan.

“Pinjaman perlu dilakukan untuk mendukung operasional awal KCJB. Sebab, dalam perhitungannya, KCJB akan mengalami cost deficiency atau kekurangan biaya saat awal beroperasi,” kata Kartika, Jumat (9/7/2021).

“Operasional awal (KCJB), cash flow-nya negatif yang akan terjadi di awal-awal operasi ini. Kita sedang skemakan dengan pembiayaan dari bank, dalam hal ini China Development Bank,” sambungnya.

Kartika menjelaskan, terkait proses peminjaman, PT KAI (Persero) akan membentuk sinking fund atau saluran dana yang wajib masuk dalam daftar perencanaan keuangan.

“Sinking fund tersebut harus memperoleh jaminan dari negara. Dengan begitu, pengajuan pinjaman sendiri dijamin manajemen KAI,” ujarnya.

Selain itu, Kartika juga mencatat, Kereta Cepat Jakarta – Bandung kemungkinan mengalami cost overrun karena persoalan keterlambatan pembebasan lahan di Depo Bekasi, Jawa Barat.

“Nilai pembengkakan konstruksi itu diperkirakan mencapai USD1,4-1,9 miliar atau setara Rp20,39 triliun-Rp27,6 triliun. Terkait hal itu, pemerintah tengah bernegosiasi dengan otoritas China untuk memenuhi biaya cost overrun,” punkasnya. (Fin.co.id)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan