Menurun, Zonasi Risiko Covid-19 Kabupaten Bandung

SOREANG – Status zonasi risiko covid-19 Kabupaten Bandung kembali menurun, setelah seminggu sebelumnya (7-13 Juni) berada di zona merah risiko tinggi dengan skor 1,73, kini (14-20 Juni) membaik ke zona oranye risiko sedang dengan skor 1,86.

“Walaupun skornya naik sedikit, tapi risikonya sudah berkurang. Tentu kami akan terus lakukan langkah-langkah penanganan,” ungkap Bupati Bandung Dadang Supriatna di sela acara Launching Bandung Bedas Bersih Sampah (BBBS) di Jalan Lingkar Sadu Soreang, Kamis (24/6).

Salah satu langkah yang diambil, terang bupati, yaitu pengadaan 7 unit mobil siaga yang bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR). 7 unit kendaraan untuk mobilisasi pasien terpapar Covid-19 itu, akan disebar masing-masing 1 unit ke 7 titik.

Titik pertama yaitu wilayah Pasirjambu-Ciwidey-Rancabali (Pacira), Soreang-Kutawaringin, Margahayu-Margaasih-Katapang-Dayeuhkolot, Bojongsoang-Cileunyi-Cilengkrang-Cimenyan, Rancaekek-Cicalengka-Cikancung-Nagreg, Majalaya-Ibun-Paseh-Solokanjeruk, Kertasari-Pacet-Ciparay-Baleendah, dan titik ketujuh yaitu Pangalengan-Cimaung-Cangkuang-Banjaran-Pameungpeuk-Arjasari.

Selain itu, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga dilakukan pengadaan 5 unit becak bermotor (cator) untuk melakukan disinfeksi (penyemprotan disinfektan). Saat ini keberadaannya diprioritaskan bagi desa yang berada di zona merah.

“Kita punya data rinci, titik lokus di masing-masing desa. Kemudian desa juga tahu titik lokusnya di tingkat RT atau jumlah rumah yang terpapar. Sehingga prioritas kami sebarkan 5 cator ini, untuk melakukan disinfeksi di titik wilayah keterpaparan yang akurat,” tutur Kang DS, sapaan akrab bupati.

Kondisi saat ini di Kabupaten Bandung, lanjut Kang DS, angka kesembuhan rata-rata per hari mencapai 160 sampai 170 orang.

Sebagai langkah antisipasi, sebanyak 234 bed (tempat tidur) khusus pasien rawat isolasi akan disiapkan di RSUD Oto Iskandar Di Nata. Selain itu, wisma atlit di SOR Si Jalak Harupat juga akan dipersiapkan jika masih kurang.

“Kami juga akan mengadakan rapat, untuk mekanisme atau teknis pemberian bantuan makanan bagi warga yang tengah melakukan isoman (isolasi mandiri),” katanya.

“Ini sebagai upaya, agar warga yang isoman tidak berkeliaran, sehingga akan membantu mempercepat penyembuhan di rumah,” terangnya pula.

Terkait penutupan objek wisata, ia meminta seluruh pihak untuk bersabar. Perpanjangan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 5 Juli mendatang, membuat tempat wisata untuk sementara ini masih ditutup.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan