Jika Pergi Haji atau Umrah, Jangan Lewatkan Tiang-tiang Bersejarah Peninggalan Nabi di Masjid Nabawi

Bagi yang mau berangkat ibadah Haji atau Umrah, pasti tidak akan terlewatkan untuk mengunjungi ke Masjid Nabawi, di Kota Madinah.

Berdasarkan sejarah, Masjid Nabawi memiliki kenangan tersendiri bagi kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu ‘ Alaihi wa Sallam

Selain terdapat makan Nabi, para jamaah biasanya akan berdoa area Raudhoh. Tempat ini berada tepat di barisan depan masjid Nabawi yang berdekatan dengan mimbar.

Akan tetapi, banyak dari umat Islam belum mengetahui bahwa, selain Raudhoh, setidaknya ada 232 buah pilar atau tiang di Masjid Nabawi.

Di antara ratusan pilar tersebut, ada beberapa pilar memiliki sejarah dan arti khusus. Meskipun beberapa kali mengalami perluasan –Alhamdulillah-, tempat-tempat tiang-tiang ini tetap terjaga. Sekarang, tiang-tiang itu diberi tanda untuk dikenali para peziarah.

Pada masa Rasulullah masih hidup, tiang-tiang Masjid Nabawi terbuat dari pohon kurma. Tiang-tiang tersebut terletak di Raudhah Syarifah yang luasnya 144 m2.

Dengan mengetahui posisi dan bentu tiang itu, kita akan lebih meresapi jejak-jejak perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘ Alaihi wa Sallam  bersama para sahabat.

Berikut ini nama-nama tiang (usthuwaanah) yang berada di dalam Raudhah Masjid Nabawi:

Al-Usthuwaanah al-Mukhalqah

Tiang Al-Usthuwaanah al-Mukhalqah di area raudhoh Majid Nabawi
Tiang Al-Usthuwaanah al-Mukhalqah di area raudhoh Majid Nabawi

Makna dari Al-Mukhallaqah adalah al-Muthayyabah yang diberi minyak wangi. Dari kata al-khaluq yang artinya parfum.

Jabir bin Abdullah mengatakan, “Orang pertama yang memberi wewangian pada Masjid Nabawi adalah Utsman bin Affan radhillahuanhu.

Ketika orang-orang Khaizuran datang berhaji pada tahun 70 H, diperintahkan agar masjid diberi wewangian. Dulu seluruh bagian masjid termasuk kamar Rasulullah diberikan wewangian oleh seorang wanita.

Diriwayatkan dari as-Samhudi dari Ibnu Zubalah bahwa Nabi melaksanakan shalat wajib di tiang ini selama beberapa belas hari setelah perubahan arah kiblat.

Salamah bin al-Akwa’ radhiallahuanhu mengupayakan untuk shalat di tiang ini. Ketika ditanya alasannya, ia menjawab, “Aku melihat Rasulullah Shallallahu  Alaihi wa Sallam biasa shalat di tiang ini”.

Dan hingga sekarang, khususnya bagian raudhah Masjid Nabawi, dibersihkan dengan air mawar setiap hari.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan