Marak Kasus Data Pribadi Bocor, Pakar Hukum Unpad Bilang Begini

BANDUNG – Soal maraknya kasus kebocoran data pribadi di Indonesia, Kepala Departemen Hukum TIK-KI (Telekomunikasi, Informasi, dan Kekayaan Intelektual) Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (UNPAD), Sinta Dewi mengatakan, hal itu disebabkan karena masih banyaknya aksi peretasan.

“Banyaknya hacker ya, jadi dari data yang ada itu hacker,” ungkapnya saat dihubungi oleh wartawan jabarekspress.com, Jum’at (21/5).

Ia juga mengatakan bahwa dari institusi itu sendiri, acapkali tidak menerapkan sistem security data yang aman.

“Jadi kan yang dibobol biasanya security-nya dulu, ibarat mau merampok itu kuncinya dulu kan yang dibobol. Nah yang dicuri data pribadi gitu,” ujarnya.

Selain itu, Sinta menambahkan, data pribadi itu memiliki nilai ekonomi dan bisa menghasilkan pundi-pundi uang bagi pelaku kejahatan cyber.

“Jadi, data pribadi itu memiliki nilai ekonomi yang bisa dimanfaatkan, gitu juga pegawainya atau kalau ada hubungan kontrak pekerjaan, kerja sama itu juga bisa. Tapi kebanyakan sih dari hacker,” ujarnya.

Kendati demikian, Sinta mengatakan bahwa yang sebetulnya harus dikejar terlebih dahulu bukanlah sang peretas atau pembocor data, melainkan apakah institusi terkait telah melakukan tata kelola dengan baik atau tidak. (Mg10)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan