NGAMPRAH – Jumlah angkutan umum (angkum) yang tidak aktif di Kabupaten Bandung Barat (KBB) lebih banyak jika dibandingkan dengan angkum yang beroperasi.
Data yang tercatat di Dinas Perhubungan (Dishub) KBB, ada sebanyak 661 angkutan umum yang aktif. Sementara untuk angkutan yang tidak beroperasinya mencapai 980 kendaraan.
“Angkutan umum yang tidak aktifnya lebih banyak, yaitu 980 kendaraan yang terdapat di 40 trayek. Sementara yang aktif 661 di 23 trayek,” sebut Kepala Dishub KBB Lukmanul Hakim didampingi Kabid Angkutan, Eman Sulaeman, Kamis (20/5).
Jumlah kendaraan yang aktif dan tidak aktif itu rata-rata terdapat di setiap trayek. Misalnya untuk trayek Padalarang-Rajamandala, yang aktifnya 164 dan yang tidak aktif 88, kemudian di trayek Padalarang-Parongpong yang aktif 1 dan tidak aktif 20.
Adanya kendaraan yang aktif dan tidak aktif di berbagai trayek, lanjut dia, disebabkan karena berbagai faktor. Diantaranya karena kendaraan yang ada sudah tidak beroperasi, potensi penumpang sedikit, atau trayek yang tidak sesuai dengan kajian.
“Makanya kita akan bahas mengenai hal ini dengan berbagai pihak terkait, soal bagaimana keberlangsungan trayek-trayek itu ke depan. Untuk dicarikan solusi supaya transportasi publik di KBB tetap berjalan,” imbuhnya.
Disinggung terkait penambahan trayek baru, pihaknya sudah mengusulkan untuk membuka trayek Sindangkerta-Jatinangor. Usulannya sudah disampaikan ke Provinsi mengingat trayek ini melintasi beberapa wilayah, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Sumedang.
“Rutenya dari Sindangkerta melewati Cihampelas masuk Tol Soroja dan langsung ke Jatinangor. Jadi tidak melewati Cimareme, ini untuk menghindari bersinggungan dengan trayek jarak dekat yang sudah terlebih dahulu ada,” jelasnya
Moda transportasi yang akan digunakan untuk melayani trayek Sindangkerta -Jatinangor berupa bus. Nantinya bisa menjaring pasar penumpang yang hendak berwisata ke KBB bagian selatan, maupun pekerja dan pelajar atau mahasiswa.
“Adanya trayek ini, bisa menghidupkan potensi yang ada di sana. Serta bisa membantu aktivitas warga di selatan yang memiliki pekerjaan dan sekolah di sekitar Jatinangor,” pungkasnya. (mg6)