Merayakan Hari Raya Idul Fitri di Rumah Sakit bukan hal yang biasa bagi seorang perawat. Melainkan terbiasa. Pasalnya sudah 16 kali lebaran tidak merayakan bersama keluarga. Namun di tahun ini sangat berkesan. Lebaran merawat pasien Covid-19 berbarengan kelahiran anak ketiga dan orang tua yang sedang dalam keadaan sakit.
Erwin Mintara D. Yasa/Jabar Ekspres.
Tugas dan tanggungjawabnya menuntun untuk terus merawat pasien. Baginya, menolong sesama merupakan kewajiban yang harus disegerakan. Bukan berarti keluarga dan orang tua dikesampingkan, melainkan harus berpegang pada tanggungjawab sebagai seorang perawat.
Takbir bergema di setiap Mesjid. Terbayang kehangatan berkumpul bersama keluarga. Terlebih melihat anggota keluarga baru.–Sang buah hati yang baru lahir.
Itulah yang dirasakan Budi Wahyudin perawat GICU (Ruang Perawatan Isolasi) Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Ia bercerita, Lebaran tahun ini sangat berkesan. Ketika orang lain berkumpul bersama keluarga, dirinya harus merawat pasien Covid-19. Mengecek dan memberikan obat pada pasien di lakukannya. Setelah itu menghubungi keluarga dan orang tuanya.
“Keluarga ada ibu yang sakit tidak bisa pulang, kebayang istri baru melahirkan. Itulah yang menjadi berat. Tapi saya ikhlas menjalani,” ucap Budi di RSHS Kota Bandung, Rabu (19/5).
“Memang untuk bekerja lebaran di pasien Covid sangat berat. Kita tidak bisa berkumpul sanak saudara. Istri baru melahirkan kurang seminggu,” imbuhnya.
Lamanya tidak berkumpul di hari lebaran, kata dia, banyak menimbulkan pertanyaan dari Sang Anak. Mengapa tidak, anak pun rindu berkumpul bersama sang Ayah.
“Sudah 16 tahun bertugas saat lebaran, tapi memang kalau gak hari ya hari kedua. Setiap tahun bertugas. Bahkan anak saya bertanya kapan gak jaga?,” cetusnya.
Dia mengatakan, sejak Januari sudah tak bertemu dengan keluarganya. Sebab, dia (perawat pasien Covid-19) telah disediakan penginapan di Hotel Preager Kota Bandung.
“Ketika lebaran kalau makan bareng tidak ada di Preager. Tapi di sedikan tempat untuk Sholat Id menjaga jarak dan diberi makanan ciri khas lebaran (Ketupat). Kita dihotel tidak mungkin memasak, apalagi beli,” katanya.