Apakah Israel Yahudi Berhak Atas Palestina?

Masuknya Yahudi ke wilayah Timur Tengah banyak dilatarbelakangi faktor non teknis, salah satunya penilaian Turki Utsmani pada Perang Dunia I atas Inggris dan sekutunya.

Selain itu, dukungan faktor ideologi bangsa Yahudi yang memiliki keinginan memiliki negara sendiri ( home land ).

Yahudi juga berkeyakinan berdasarkan hukum-hukum Taurat (versi Yahudi mengklaim bahwa kitab suci mereka menyebut tanah Palestina diwariskan untuk bangsa Yahudi.

Timbul pertanyaan, apakah benar Yahudi memiliki hak atas tanah Palestina?

Latar Belakang Klaim Yahudi Atas Palestina

Alasan utama Yahudi ingin memilih tanah Paletina atau disebut tanah Kan’an karena mereka mengaku sebagai anak keturunan Nabi Ibrahim.

Janji itu termaktub dalam Kitab Kejadian 15: 3-5, “Sungguh kami akan memberikan tanah ini, dari sungai Mesir hingga sungai besar, yakni Sungai Eufrat,”

Alasan itulah, Bangsa Yahudi fundamentalis maupun liberalis berbondong-bondong datang ke Palestina untuk menjemput janji di kitab suci mereka itu.

Kedatangan orang-orang Yahudi ke tanah Palestina berlangsung sebelum 1948. Tahun inilah kemudian menjadi Negara Israel.

Kendati begitu, klaim Yahudi ini sangat lemah. Sebab jika benar Palestina adalah tanah yang dijanjikan, mengapa isu ini tidak muncul sejak dahulu kala?

Isu ini sebetulnya belum ada ketika gerakan politik zionis pertama kali muncul di zaman Theodor Herzl.

Awalnya Theodor Herzl menetapkan beberapa wilayah Afrika, Amerika Utara, dan El-Arish di Sinai, Mesir sebagai tanah nasional mereka (Katz, 1996: 129).

Theodor Herzl disebut sebagai bapak Yahudi modern. Dia membuat propaganda bahwa kitab suci mereka menyebut tanah Palestina diwariskan untuk bangsa Yahudi.

Herzl juga pernah mengusahakan tempat bagi orang-orang Yahudi di Mozambiq dan Kongo.

Pembesar-pembesar zionis lainnya seperti Max Nordau, pada 1897 pernah mendudki Argentina untuk Negara Yahudi, pada 1901 dia juga mencari lahan di Uganda sampai 1903.

Penduduk Asli Palestina

Klaim orang-orang Yahudi secara Nasab ini sangat rapuh dan mudah dimentahkan. Mengapa? Sebab, nenek moyang bangsa Arab dari kalangan orang-orang Kan’an telah menginjakkan kaki di tanah tersebut sejak 3000 SM (Khan, 1981: 26) atau bahkan sejak 4000 SM.

Daerah tersebut dinamai dengan tanah Kan’an. Wilayah tersebut pun memiliki Tiga bahasa bahasa Arab, Aramia (bahasa Yang digunakan Nabi Isa ‘Alaihissalam ), Dan bahasa Kan’aniyah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan