DJP Tata Ulang Tempat Terdaftar dan Pelaporan Usaha Wajib Pajak

JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akan melakukan reorganisasi beberapa kantor pajak di Indonesia. Agenda ini tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen) Pajak nomor PER-06/PJ/2021 tentang Tata Cara Penatausahaan Pemindahan Tempat Wajib Pajak Terdaftar dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam Rangka Reorganisasi Instansi Vertikal DJP.

Beleid yang ditetapkan Suryo Utomo tangal 17 Maret 2021 ini menyebutkan, reorganisasi instansi vertikal DJP meliputi tiga hal.

Pertama perubahan nomenklatur Kantor Wilayah (Kanwil), Kantor Pelayanan Pajak (KPP), dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP). Kedua perubahan wilayah kerja KPP dan KP2KP. Ketiga, perubahan jenis KPP.

Perdirjen Pajak itu juga menegaskan terhadap perubahan wilayah kerja, Direktur Jenderal Pajak memindahkan tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha PKP dari KPP Pratama Lama ke KPP Pratama Baru sesuai dengan pengalihan wilayah kerja.

Wajib pajak dan/atau PKP yang dipindahkan tempat pelaporan usaha akan mendapat pemberitahuan dari KPP Pratama Lama.

KPP Pratama Baru dan KPP Madya menerbitkan Kartu NPWP baru dan menyampaikannya kepada Wajib Pajak beserta pemberitahuan pemindahan tempat Wajib Pajak terdaftar paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak SMT (saat mulai terdaftar).

Kemudian, Kanwil atasan KPP Pratama Lama menerbitkan Surat Keputusan (SK) Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Terutang paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak SMT dan berlaku sejak SMT sampai dengan batas waktu sebagaimana telah ditetapkan pada SK pemusatan sebelumnya, dalam hal PKP yang tempat pelaporan usahanya dipindahkan merupakan tempat pemusatan PPN terutang.

Selain itu, terhadap perubahan jenis KPP, maka Direktur Jenderal Pajak memindahkan wajib pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha bagi wajib pajak tertentu yang ditetapkan ke KPP Madya.

Wajib Pajak dan/atau PKP yang dipindahkan ke KPP Pratama Baru atau KPP Madya melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan ke KPP Pratama Baru atau KPP Madya sejak SMT.

Adapun perubahan nomenklatur Kanwil, KPP, dan KP2KP meliputi:

  1. Kanwil DJP Papua dan Maluku menjadi Kanwil DJP Papua, Papua Barat, dan Maluku;
  2. KPP Pratama Tanjung Karang menjadi KPP Pratama Bandar Lampung Satu;
  3. KPP Pratama Kedaton menjadi KPP Pratama Bandar Lampung Dua;
  4. KPP Pratama Argamakmur menjadi KPP Pratama Bengkulu Satu;
  5. KPP Pratama Bengkulu menjadi KPP Pratama Bengkulu Dua;
  6. KPP Pratama Jakarta Tamansari Satu menjadi KPP Pratama Jakarta Tamansari;
  7. KPP Pratama Jakarta Cakung Satu menjadi KPP Pratama Jakarta Cakung;
  8. KPP Pratama Karawang Utara menjadi KPP Pratama Karawang;
  9. KPP Pratama Semarang Tengah Dua menjadi KPP Pratama Semarang Tengah;
  10. KPP Pratama Gresik Selatan menjadi KPP Pratama Gresik;
  11. KPP Pratama Banjarmasin Utara menjadi KPP Pratama Banjarmasin;
  12. KPP Pratama Mempawah menjadi KPP Pratama Kubu Raya;
  13. KP2KP Tual, KPP Pratama Ambon menjadi KP2KP Langgur, KPP Pratama Ambon;
  14. KP2KP Tebing Tinggi, KPP Pratama Lahat menjadi KP2KP Empat Lawang, KPP Pratama Lahat; dan
  15. KP2KP Martapura, KPP Pratama Baturaja menjadi KP2KP Ogan Komering Ulu Timur, KPP Pratama Baturaja.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan