NGAMPRAH – Aturan baru penutupan objek wisata dari 7-14 Mei 2021 yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat, cukup membuat terpukul para pelaku pariwisata khususnya di wilayah Lembang.
Penutupan seluruh objek wisata itu dilakukan mengingat saat ini Kabupaten Bandung Barat kembali masuk zona merah penyebaran Covid-19.
Kondisi tersebut tentunya sangat berpengaruh juga terhadap persiapan yang sudah dilakukan oleh setiap objek wisata menyambut libur Lebaran tahun ini, yang awalnya menjadi angin segar untuk memperbaiki perekonomian dunia pariwisata.
Public Relation (PR) PT Perisai Grup, Intania Setiati mengatakan, pihaknya mengikuti setiap aturan yang dikeluarkan pemerintah baik pusat maupun daerah.
Meski menurut Intan terkadang keputusan ini merugikan para pelaku pariwisata, namun untuk kebaikan bersama pihaknya legowo mengingat Kabupaten Bandung Barat kembali masuk zona merah.
“Kita mengikuti aturan dari pemerintah saja. Karena sebenarnya kita juga takut. Apalagi rata-rata karyawan kita kan kebanyakan orang Lembang,” ujar Intan saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (5/5).
Intan mengaku, selama pemberlakuan penutupan satu pekan nanti, pihaknya mengingatkan kepada seluruh karyawannya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Karena karyawan kita banyak warga Lembang, kami selalu ingatkan agar tetap disiplin protokol kesehatan. Sehingga ke depannya Kabupaten Bandung Barat kembali normal dan kondisi ini cepat berlalu,” kata Intan.
Dalam kondisi seperti ini, Intan tidak menampik pastinya akan berdampak terhadap kerugian objek wisata. Namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak dan berharap yang terbaik.
Seperti diketahui sejumlah objek wisata di bawah naungan PT Perisai Grup di antaranya Floating Market, Farm House, The Great Asia Afrika, yang berlokasi di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Dirinya erharap setelah Lebaran nanti atau hingga berakhirnya aturan penutupan sampai 14 Mei seluruh objek wisata bisa kembali dibuka.
“Kami berharapnya begitu, intinya normal lagi. Kita lihat perkembangannya nanti,” ucapnya.
Meski objek wisata yang dikelola pihaknya terpaksa harus tutup lagi, sampai sejauh ini pihaknya tetap bersiap apabila nantinya objek wisata kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.