Sekolah Tak Boleh Gelar Pesantren Kilat Tatap Muka

CIMAHI – Setelah beberapa hari sekolah meliburkan siswanya sesuai kalender akademik. Akhirnya para siswa kembali melakukan kegiatan belajar dengan sistem belajar di rumah (BDR).

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Cimahi, Harjono, belum lama ini.

Menurutnya, selama Ramadan biasanya sekolah juga menggelar Pesantren Kilat (Sanlat) untuk mengisi bulan suci dengan hal hal yang bermanfaat.

”Biasanya sanlat digelar tatap muka, namun karena kondisi masih pandemi covid-19 maka dilaksanakan secara elektronik,” ujarnya.

Kegiatan sanlat berlangsung mulai 15 April 2021. Materi sanlat ditayangkan di channel AKTV, untuk siswa SD ditayangkan pagi hari dan siswa SMP sore hari.

“Materi tayangan TV ada yang digelar secara langsung maupun rekaman,” terangnya.

Setelah melihat tayangan, lanjutnya, nantinya akan ada tugas yang harus dikerjakan para siswa sesuai tingkatannya.

”Kita sedang mengatur jadwal lagi untuk menambah durasi sampai tanggal 6 Mei 2021 untuk SD-SMP,” katanya.

Dia mengatakan, selain materi sanlat dipersiapkan oleh guru pendidikan agama Islam, materi sanlat juga ada berupa tayangan kisah-kisah kebaikan yang dibuat oleh Kampung Dongeng Cimahi (Kadoci).

”Materi utamanya mengenai pembelajaran budi pekerti luhur,” jelasnya.

Dia menuturkan, kegiatan sanlat secara elektronik mengacu Surat Edaran Walikota Cimahi No. 34/2021 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442 Hijriyah/2021 di Kota Cimahi.

Kebijakan tersebut diperkuat SE Disdik Kota Cimahi No. 1256/2021 tentang Pelaksanaan Ujian Sekolah/Ujian Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Akhir Semester Dalam Masa Darurat Covid-19.

”Kami berharap semua satuan pendidikan baik di bawah kewenangan Kementrian Agama (MI, MTs, MA) maupun Disdik Jabar (SMA, SMK, SLB) menyesuaikan dengan SE tersebut,” tuturnya.

“Agar semua satuan pendidikan di Kota Cimahi turut mematuhi SE tersebut sehingga sanlat digelar secara elektronik, termasuk sekolah swasta hingga pesantren. Tidak ada yang menggelar sanlat secara tatap muka,” imbuhnya.

Harjono menegaskan, kegiatan sanlat menjadi program alternatif untuk pembelajaran budi pekerti luhur di Bulan Ramadan yang turut masuk dalam Kalender Akademik.

“Mudah-mudahan siaran televisi ini mampu menghadirkan nilai-nilai kebaikan yang bermanfaat bagi para siswa. Mohon juga dukungan para orangtua untuk memberikan pendampingan anak-anak selama siaran berlangsung. Bangun komunikasi dengan anak, manakala bertanya tentang materi siaran maka dengan pendampingan orangtua InsyaAllah pembelajaran para guru PAI akan lebih miliki makna,” katanya. (fey/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan