Niat Puasa Ramadan Ternyata Tak Perlu Diucapkan, Cukup dalam Hati

Pengikuti mazhab Syafi’iy memaknai an nuthq di sini dengan adalah melafalkan niat. Sehingga mereka membolehkan bahkan men-sunnahkan lafadz niat. Padahal ini adalah salah paham terhadap maksud Imam Syafiih.

Sebagaimana dijelaskan oleh An Nawawi bahwa yang dimaksud dengan an nuthq oleh Imam Syafiih, bukanlah mengeraskan bacaan niat. Namun maksudnya adalah mengucapkan takbiratul ihram. An-Nawawi mengatakan,

“Ulama kami (syafi’iyah) mengatakan, ‘Orang yang memaknai demikian adalah keliru. Yang dimaksud As Syafi’i dengan an nuthq ketika shalat bukanlah melafalkan niat namun maksud beliau adalah takbiratul ihram’.” (Al Majmu’, 3:277).

Kemudian Abul Hasan Al Mawardi As Syafi’i, mengatakan: “Az Zubairi telah salah dalam menakwil ucapan Imam Syafi’i dengan wajibnya mengucapkan niat ketika shalat. Ini adalah takwil yang salah, yang dimaksudkan wajibnya mengucapkan adalah ketika ketika takbiratul ihram.” (Al-Hawi Al-Kabir, 2:204).

Karena kesalah-pahaman ini, banyak kiyai yang mengkalim bermadzhab syafiiyah mengajarkan lafal niat ketika shalat. Selanjutnya masyarakat memahami bahwa itu juga berlaku untuk semua amal ibadah. Termasuk Ibadan Puasa Ramadan.

Dengan demikian, niat untuk melaksanakan Ibadah Puasa Ramadan, tidak perlu dilafadzkan, cukup tertanam di dalam hati. (*FIN*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan