Bahaya Memakai Pakaian yang Penuh Keringat

JAKARTA – Sebagian dari Anda mungkin pernah merasa sangat kelelahan usai berolahraga sehingga langsung duduk menyender dengan pakaian olahraga yang basah dengan keringat. Sebenarnya, seberapa buruk perilaku ini menurut pakar kesehatan?

“Saat keringat bergabung dengan bakteri pada kulit, maka dapat menimbulkan bau busuk, yang juga dikenal sebagai bau badan. Pakaian berkeringat menyerap bau itu dan membuat bau badan alami orang itu jauh lebih buruk dari sebelumnya,” kata pakar dermatologi di Miami, Annie Gonzalez seperti dikutip dari Insider, Sabtu.

Tak sampai di situ, duduk bersandar dalam kondisi berkeringat bahkan bisa lebih berbahaya daripada sekedar bau badan. Bercak-bercak di punggung dan atau dada misalnya jerawat bisa menjadi masalah lainnya.

Saat Anda berkeringat, pori-pori Anda akan terbuka, sehingga memudahkan kotoran dan kuman masuk ke bawah permukaan kulit.

“Kelembapan pakaian yang berkeringat dapat dengan mudah menahan bakteri. Dengan tidak mengganti pakaian atau mandi, maka bakteri bisa menyumbat pori-pori dan menyebabkan munculnya jerawat,” kata Gonzales.

Berbagai jenis jamur tumbuh subur di lingkungan yang lembap termasuk bra atau celana pendek olahraga Anda yang berkeringat. Jamur yang biasanya ditemukan di kulit dapat menyebabkan infeksi berlebihan, menurut Johns Hopkins Medicine.

Itu sebabnya memakai pakaian berkeringat terlalu lama bisa menyebabkan infeksi jamur, kemerahan, gatal atau rasa terbakar di lipatan kulit manapun di tubuh Anda.

Orang dengan kondisi seperti psoriasis juga harus menghindari menunda mandi setelah berolahraga karena tetap mengenakan pakaian olahraga yang berkeringat dapat menyebabkan psoriasis terasa sangat kering dan gatal, menurut Mayo Clinic.

Sama seperti kulit Anda yang rentan terhadap infeksi jamur, organ intim Anda juga berada pada kondisi rentan. Duduk dengan pakaian basah dapat mengganggu jamur alami di vagina dan di sekitar penis, menyebabkan rasa terbakar, gatal atau keluarnya cairan, menurut Johns Hopkins Medicine.

Bakteri vaginosis adalah risiko lain yang perlu dipertimbangkan, menurut ob-gyn yang berbasis di di Washington, Jodie Horton. Mirip dengan infeksi jamur, vaginosis bakteri adalah peradangan yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari bakteri alami di vagina. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan rasa gatal, terbakar dan keluarnya cairan yang tidak normal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan