Pemkot Bandung Apresiasi Perusahaan yang Tetap Berjalan di Tengah Pandemi

“Kita titipkan produk, sample di Komjen atau KBRI, dan ITPC itu salah satu terobosan supaya produk-produk itu eksis, ada,” katanya.

Selain itu, Elly mengungkapkan, dalam business matching lebih ada kepastian untuk pelaku usaha. Produk yang diminati bisa terlihat jelas sehingga peluang pemesannya pun terbuka.

“Seperti seminggu lalu kami juga melakukan business matching melalui virtual, buyernya hadir dan langsung memilih produk. Jadi pasarnya bisa dibuka lagi, diperluas,” ujarnya.

“Kalau tahun kemarin bahkan ada yang langsung melakukan MoU, jadi dengan business matching bisa membuka pasar kembali,” imbuh Elly.

Disdagin pun melalui Bidang Perdagangan Luar Negeri telah mendata sekitar 110 perusahaan eksportir yang masih aktif di Kota Bandung selama masa pandemi Covid-19.

“Jadi 110 perusahaan masih eksis bertahan ekspor, ini kita terus monitor, bagaimana, kemana, berapa penurunannya, seperti hari ini (CV Fortuna Shoes) turunnya sampai 90 persen,” katanya.

“Tapi yang saya acungi jempol, pihak pimpinan perusahaan tidak merumahkan, tidak mem-PHK pegawai meski turun 90 persen. Perusahaan membuat strategi mengatur jam kerja, ini upaya yang harus diapresiasi,” tambahnya.

Sedangkan Perwakilan CV Fortuna Shoes, Syahrial Asri mengatakan, dengan penurunan pesanan ekspor selama masa pandemi Covid-19 ini, pihaknya terus memproduksi sepatu dengan bahan baku yang ada.

“Karena ekspor nya turun, jadi kita memanfaatkan waktu ini mempersiapkan stok. Kita bikin saja dari bahan baku yang ada supaya karyawan pun ada kerja,” katanya.

“Kalau kita menunggu pesanan ekspor, belum ada yang pesan, umpamanya hanya 100 dari 1000 kan. Jadi kita buat aja, berharap kalau masa pandemi ini hilang, barang kan sudah ada, daripada merumahkan pegawai,” lanjutnya.

Syahrial mengatakan, sebelumnya CV Fortuna Shoes biasa mengekspor sepatu ke Asia dan Eropa, tetapi saat pandemi covid-19 ini hanya beberapa negara Asia saja yang masih memesan.

“Pemesannya dari Jepang, Malaysia, Singapura, dan Korea, karena itu masih satu konsorsium. Tapi kita tetap optimis dengan keunikan produk kita, dari bahan baku dan pembuatannya, ada kelebihan dari yang lain,” katanya. (rls/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan