Persediaan 329,5 Juta Vaksin Covid-19, Bio Farma Sebut Masih Kurang

JAKARTA – Perusahaan pelat merah yang ditunjuk untuk pengadaan vaksin Covid-19, PT Bio Farma (Persero) menyebut, sebanyak 329,5 juta vaksin Covid-19 telah diamankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Meskipun demikian, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan, jumlah tersebut masih di bawah target untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. Untuk mencapai kekebalan kelompok, Indonesia sendiri membutuhkan 426 juta vaksin Covid-19.

“Kebutuhan vaksinasi untuk bisa mencapai 70 persen herd immunity itu total 426 juta dosis,” ujarnya Senin (29/3).

Honesti mengatakan, dalam pengadaan kebutuhan vaksin, pihaknya sudah melakukan kontrak baik vaksin jadi dengan Sinovac, maupun kontrak pembelian bahan bahan baku serta beberapa pengembang vaksin lainnya, seperti Novavax, AstraZeneca.

Ia mengaku, pemenuhan vaksin Covid-19 sebagian besar akan dilakukan pada 2021. Namun, jika tembus 2022 ditargetkan paling lama sampai kuartal I 2022.

“Kita lagi ada opsi-opsi untuk meningkatkan supply tersebut kita optimistis bahwa kebutuhan vaksin 426 juta itu bisa dipenuhi, sebagian besar akan kita lakukan 2021 ini,” ucapnya.

Hingga saat ini, jumlah orang yang sudah mendapatkan vaksin sekitar 10,4 juta orang Indonesia Hal ini berdasarkan data terbaru pada 27 Maret 2021.

“Alhamdulillah Indonesia termasuk negara yang cukup terdepan dari program vaksinasi ini, sampai posisi kemarin 27 Maret ada sekitar 10,4 juta dosis vaksin sudah diberikan ke masyarakat,” katanya.

Dengan capaian tersebut, kata dia, Indonesia masuk 10 besar jika dibanding dengan negara-negara lain. Hal itu didukung oleh pasokan vaksin yang telah dipersiapkan jauh hari sebelumnya dengan melakukan komitmen dengan para pengembang vaksin Covid-19. Selain itu, ada uji klinis vaksin yang dilakukan di Indonesia.

Honesti menambahkan, pihaknya akan mempercepat vaksinasi Covid-19 tersebut. Sebab, pihaknya juga berpacu dengan mutasi virus.

“Memang kita berpacu dengan perkembangan mutasi virus itu sendiri,” pungkasnya. (jawapos.com)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan