JAKARTA – Menanggapi kasus ribuan murid SD yang belum bisa membaca, Kadisdik Kabupaten Cirebon, Drs H Asdullah Sam Anwar MM mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran daring hanya sekitar 40 persen ditambah kondisi tersebut tidak sama antara satu siswa dengan lainnya. Pasalnya proses belajar bergantung pada pengawasan dan bimbingan orangtua saat belajar dari rumah.
Menurutnya, dulu ditahun 2015 jumlah siswa yang tidak bisa baca tulis sekitar 15 ribuan. “Jumlah tersebut kita kikis dengan berbagai program dan terobosan. Akhirnya pada tahun 2019 terkoreksi menjadi 4 ribuan. Sekarang dengan situasi Covid-19, jumlahnya kini semakin bertambah tentunya, saya sudah minta buat dihitung lagi, korwil dan guru sekarangsedangmelakukan pendataan untuk memastikan angka terbarunya,”bebernya.
Dinas Pendidikan menurut Asdulah sudah melakukan kajian untuk melaksanakan tatap muka bagi siswa-siswa di Kabupaten Cirebon baik SD maupun SMP. Kajian tersebut meliputi berbagai aspek. Mulai dari efektifitas pembelajaran, perubahan sikap anak, merebaknya kumpulan anak jalanan dan banyaknya orangtua yang kewalahan mendampingi anaknya belajar.
“Pada dasarnya Disdik siap menggelar belajar tatap muka. Kita sudah menginventarisi kebutuhan-kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan KBM tatap muka dengan protokol kesehatan ketat. Sudah dari awal tahun kita persiapkan. Sekarang kita tinggal menunggu kajian dari Satgas, apakah bisa dibuka atau harus menunggu lagi,”jelasnya.
Lebih lanjut Asdullah menyebut pihaknya sudah melakukan verifikasi sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang pembelajaran dimasa pandemisebanyak tiga kali. Verifkasi sudah dilakukan sejak November.
“Kita tekankan agar sarana dan prasarana KBM disekolah sesuai dengan prokes. Sekolah harus menyediakan ruangan khusus antisipasi ada siswa yang suhu badannya tinggi ketika dicek dengan termogun. Itu semua sudah siap. Rencananya Januari kemarin, ternyata tidak boleh dan mundur lagi,”ungkapnya. (fin)