Hari Hutan Sedunia, Pegiat Lingkungan Gelap Nyawang Nusantara dan Incu Buyut Peduli Dijatinangor Tanam 20 Ribu Pohon

SUMEDANG – Pegiat lingkungan Gelap Nyawang Nusantara (GNN) dan Incu Buyut Peduli Dijatinangor (Ibu Djati) menanam 20 ribu pohon di Hari Hutan Internasional pada Minggu (21/3).

Diketahui bahwa bibit pohon diserahkan Gelap Nyawang Nusantara dari Kementerian LHK (Lingkungan Hidup Kehutanan) dan BPDAS (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) Cimanuk Citanduy, yang diterima langsung oleh Kelompok tani Sinar Pohaci Yani berjumlah 10 ribu bibit pohon Sengon.

Sebanyak 10 ribu bibit pohon tersebut ditanam di Demplot Dusun Cisadap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.

Sementara untuk 10 ribu sisanya, ditanam di kaki gunung Manglayang tepatnya hulu sungai Cikeruh, Cibeusi dan Cikuda, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

“Dalam rangka memperingati Hari Kehutanan Internasional kami bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat, BPDASHL Cimanuk Citanduy,” ujar Pembina Gelap Nyawang Nusantara Asep Riyadi didampingi Ketua Anwar Hidayat di Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang pada Minggu (21/3).

Asep melanjutkan, kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, yang mana lingkungan hutan ini harus dilestarikan jangan dihancurkan.

Ia menjelaskan bahwa sejumlah titik di wilayah Green Belt Jatigede telah dilakukan penanaman hampir 10 ribu pohon.

“Selain itu di wilayah barat Sumedang yakni di kaki Gunung Manglayang kita juga lakukan penanam. Tepatnya di hulu Cibeusi, Cikuda dan Cikeruh bekerja sama dengan Sub Das Citarik dan Citarum, yang akan dilakukan oleh Ibu Djati,” ujarnya.

Asep menuturkan bahwa setidaknya ketika kita sejak dini melakukan penanam pohon ini dapat meminimalisir bencana pada tahun yang akan datang apabila kembali musim penghujan.

“Bencana di mana-mana, banjir Longsor dan gempa bumi, kita harus menyadari bahwa bencana itu datang karena ulah manusia itu sendiri yang mengundang,” imbuhnya.

Selanjutnya kata Asep, pemerintah tidak boleh dengan mudah memberikan izin bagi para pelaku usaha karena akibatnya dapat fatal.

”Contoh yang kongkrit baru-baru ini yakni longsor di Cimanggung memakan puluhan korban jiwa, karena itu tadi kurang tegasnya pemerintah dalam memberikan izin dan lalai terhadap tata ruang,” ucapnya.

Terkait hal itu katanya, bahwa aparat penegak hukum harus terus menyoroti hal tersebut sampai tuntas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan