Adanya Refocusing Akibat Pandemi Covid-19, KRPL Terbengkalai

“Kadang kalau hari Sabtu atau Minggu kan banyak masyarakat yang jalan-jalan, kalau kebetulan kita lagi panen, biasanya kita suka kasihkan juga ke mereka,” kata Iwan.

Program penanaman pohon pada media pipa tersebut, menurut Iwan cukup diminati masyarakat, hanya saja untuk menanam tanaman hidroponik itu kendalanya adalah listrik dan nutrisi.

“Nutrisinya masih menjadi sebuah rahasia, karena masih dari luar, itu kendalanya sehingga tidak bisa langsung diserap oleh masyarakat walaupun ada kelompok kita yang cukup berhasil di Rancaekek Kencana, kemudian yang terbagus di Solokan Jeruk yaitu KWT Citra,” katanya.

Untuk penjualan tanaman hidroponik sebetulnya pasarnya tidak susah, lanjut Iwan, hanya saja memang kelompok wanita tani (KWT) binaan Dispakan memang belum bisa memenuhi target pasarnya.

Tanaman hidroponik yang biasa ditanam pada program KRPL/PPL adalah selada, kangkung, pak coi, sawi, selada bokor, dan seledri. Harga tanaman hidroponik memang jauh lebih tinggi dibanding tanaman yang ditanam di tanah, karena dianggap lebih sehat.

Saat ini edukasi tentang penanaman tanaman hidroponik dirasa sudah cukup baik, lanjut Iwan, masyarakat pun banyak yang sudah mengetahui tentang program tersebut. Sehingga kedepan hanya tinggal pengembangannya di masyarakat yang perlu digencarkan.

“Tahun ini ada penerapan skala prioritas supaya hasilnya maksimal walaupun pemanfaatan ekonomi masih belum maksimal,” tandasnya. (yul)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan