UMKM Masih Belum Dapatkan Insentif Secara Merata

Agung berkisah, pada awalnya ia memiliki usaha rental sound system serta studio musik. Namun seiring dengan adanya pembatasan sosial di masa pandemi Covid-19 pada awal 2020 lalu, usaha rental sound system serta studio musiknya tidak bisa beroperasi lantaran aturan pembatasan sosial. Ia pun lantas putar haluan ke usaha kuliner.

Agung memulai debut usaha cafe-nya setelah ia berhasil mendapatkan KUR dari Bank BRI yang merupakan program PEN pemerintah, dengan besaran pinjaman Rp25 juta, bunga relatif ringan hanya 3 persen.

“Ketika itu untuk perizinan dipermudah, setelah mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB) dan persyaratan administratif lain, saya memulai usaha cafe dengan modal dari KUR dan hasil menjual sebagian sound system,” ujar Agung kepada FIN, kemarin.

Menurut Agung, meski omzet usaha cafe tak setinggi usahanya terdahulu, namun ia mengaku survive dengan usaha barunya tersebut dan bisa bertahan di masa pandemi.

“Pengajuan KUR-nya gampang, tinggal datang dan lengkapi persyaratan, bunganya rendah,” pungkas Agung.

Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan anggaran PEN 2021 sebesar Rp699,01 triliun. Jumlah itu meningkat 20,56 persen dari realisasi anggaran PEN 2020 yang sebesar Rp579,78 triliun.

Sektor kesehatan tahun ini yang sebesar Rp176,3 triliun meningkat 177,59 persen dari anggaran tahun 2020 yang sebesar Rp63,51 triliun. Alokasi anggaran Sektor Perlindungan Sosial 2021 Rp157,41 triliun, turun 28,57 persen dari anggaran 2020 yang sebesar Rp220,39 triliun.

Kemudian tahun ini untuk Program Prioritas dianggarkan Rp121,04 triliun, naik 81,76 persen dari alokasi anggaran 2020 yang sebesar Rp66,59 triliun. Untuk dukungan UMKM dan Korporasi menjadi Rp190,31 triliun atau meningkat 9,89 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp173,17 triliun. Untuk sektor insentif usaha pada tahun ini dianggarkan Rp 53,86 triliun atau turun 4,02 persen dari anggaran 2020 yang sebesar Rp56,12 triliun. (git/din/fin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan