Waspadai Luapan Sungai Citarum, Pemprov Fokus Benahi Tanggul Jebol 

BEKASI – Cuaca ekstrem yang diprediksi akan kembali terjadi di pekan ini sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan isyarat bagi warga agar lebih waspada terhadap luapan sungai Citarum yang bisa mengakibatkan banjir bandang.

Saat meninjau lokasi banjir di Bekasi, Gubernur Jabar menyampaikan soal perbaikan tanggul dilakukan secepat-cepatnya. Tujuannya agar arus air di Sungai Citarum tidak masuk ke permukiman warga.

“Ada dua level untuk emergency yang akan dikerjakan sore sampai malam ini (kemarin) mudah-mudahan secepatnya bisa selesai,” katanya, kemarin (24/2).

“Citarum meluap luar biasa. Kapasitasnya yaitu 800 meter kubik. Kemarin sampai 1.300 meter kubik. Jadi melebihi tinggi akhirnya menjebol beberapa titik,” imbuhnya.

Berdasarkan data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi pada Senin (22/2), ucapnya, tinggi muka air di Kecamatan Pebayuran sekitar 80-250 cm.

Emil mengatakan, bantuan logistik untuk masyarakat terdampak banjir terus mengalir, baik dari BPBD Kabupaten, BPBD Provinsi, maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Untuk kedaruratan mudah-mudahan ambil contoh yang surut sehingga dapat dikerjakan titik ini, kita akan perbaiki supaya air tidak mengalir lagi ke titik-titik rumah yang lain,” ucapnya.

Selain itu, Emil menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur pengendali banjir di Jabar terus berjalan. Ada yang sudah 100 persen selesai. Ada pula yang masih dalam tahap pembangunan.

“Penyodetan Sungai Cisangkuy sudah 100 persen. Yang tadinya air dari Cisangkuy ke Citarum melewati permukiman dan bikin banjir, hari ini air dari Cisangkuy sudah dibelokan langsung ke Citarum tanpa melewati permukiman. Itu contoh program penanganan banjir yang sudah 100 persen,” tuturnya.

Selain Sodetan Cisangkuy, sejumlah bendungan untuk mengendalikan banjir di beberapa daerah, seperti Bendungan Sadawarna, sedang berjalan. Pun demikian dengan penanganan banjir di Kali Bekasi.

Sementara warga yang terkena dampak akibat banjir serta mengakibatkan rumah rusak bisa mengikuti program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (rutilahu).

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mengatakan, warga yang rumahnya rusak berat maupun roboh akibat banjir dapat mengikuti program rutilahu.

“Kita ada anggaran rutilahu. Membangun rumah baru nanti kita upayakan bisa dari pemerintah kabupaten maupun provinsi nanti tinggal didata oleh kepala desa (kades),” kata Emil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan