CIANJUR – PLTA Rajamandala berkapasitas 47 Mega Watt (MW) yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat, merupakan salah satu wujud nyata komitmen PLN dalam mengoptimalkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Beroperasi sejak Mei 2019, pembangkit ini mampu memproduksi listrik mencapai 496 Mega Watt hour (MWh) per hari dan 181 Giga Watt hour (GWh) pertahun.
Sejalan dengan pilar green dalam transformasinya, PLN terus berupaya meningkatkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Komitmen ini terwujud melalui salah satu anak usaha PLN, PT Indonesia Power (IP) dalam mengelola dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala.
“PLTA Rajamandala hadir melalui kerjasama antara Anak Perusahaan PLN yaitu IP dengan kepemilikan saham sebesar 51% dan Kansai Electric Power Corp Japan (KEPCO) sebesar 49% yang menjadi PT Rajamandala Electric Power,” terang Direktur Utama Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi.
Ahsin menjelaskan, listrik yang dihasilkan dari PLTA Rajamandala turut memperkuat sistem interkoneksi kelistrikan Jawa – Bali. Listrik tersebut dipasok melalui jaringan transmisi bertegangan 150 kilo Volt (kV) Cianjur – Cigereleng.
Selain itu, Ahsin menambahkan, pasokan listrik dari PLTA ini juga menjadi back up sistem kelistrikan di wilayah Jawa Barat.
“PLTA Rajamandala merupakan PLTA yang menggunakan pipa pesat terbesar di Indonesia dan menggunakan spiral case dengan bahan beton bertulang pertama di Indonesia. Selain itu, PLTA ini juga memiliki waterway yang menggunakan sistem labirin pertama di Indonesia,” pungkas Ahsin.
Guna mewujudkan komitmen 23% bauran EBT pada 2025, PLN juga terus berinovasi. Tidak hanya menghadirkan pembangkit EBT baru, PLN juga mendorong penggunaan EBT melalui pembangkit-pembangkit yang eksisting, seperti cofiring biomassa pada PLTU dan konversi mesin PLTD menjadi pembangkit berbasis EBT.(Fin.co.id)