NGAMPRAH – Cuaca ekstrem yang melanda Bandung Raya sejak beberapa hari belakangan membuat status kebencanaan Kabupaten Bandung Barat ditingkatkan jadi siaga darurat.
Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo mengatakan wilayah Bandung Barat memiliki potensi bencana tanah longsor yang dominan. Potensi itu dipicu dengan kontur tanah yang labil dan cuaca ekstrem atau hujan dengan intensitas tinggi.
“Terkait dengan status KBB, jadi saat ini kita memang berada pada status siaga darurat, banjir, banjir bandang, dan longsor,” ungkap Duddy saat ditemui, Senin (8/2).
Duddy menyebutkan, cuaca ekstrem ini berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi. Warga diminta untuk tetap memantau prakiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai sikap kewaspadaan menghadapi bencana hidrometeorologi.
“Kita harus tetap waspada terutama saat ini dalam cuaca ekstrem hujan disertai angin kencang dan mungkin sesekali ada petir. Kalau lihat prakiraan cuaca, kondisi ini sampai akhir Februari,” ujar Duddy.
Duddy menjelaskan, wilayah Bandung Barat memiliki potensi bencana tanah longsor cukup besar. Potensi itu menyebar hampir di 165 kecamatan se-Bandung Barat melihat topografi di KBB.
“Kalau di KBB untuk longsor hampir semua (kecamatan) kalau melihat topografi KBB kemiringan lerengnya mungkin diatas 30 derajat, saya kira itu yang menjadi potensi ancaman,” katanya.
Selain bencana tanah longsor, potensi banjir bandang pun menjadi ancaman bagi Bandung Barat. Wilayah yang berpotensi terjadinya banjir bandang ini berada di tiga kecamatan, Cisarua, Cipatat, dan Gununghalu.
“Kalau banjir bandang ada beberapa titik seperti Gununghalu yang memang ada potensi sungai besar di sana kemudian Cipatat dan Cisarua,” sebutnya. (mg6)