Tak Perpanjang Kontrak di Liverpool, Steven Gerrard Akui Menyesal

SKOTLANDIA – Steven Gerrad menyesal karena sempat menolak tawaran perpanjang kontrak selama satu tahun di Anfield. Dirinya saat itu memilih untuk hijrah ke Amerika Serikat dan membuang kesempatan untuk bisa dilatih langsung Jurgen Klopp.

Dalam sejarah klub Liverpool, Gerrard yang bermain lebih dari 700 penampilan untuk The Reds antara 1998 dan 2015, dianggap sebagai salah satu pemain terhebat klub berlambang liverbird tersebut. Mantan gelandang tim nasional Inggris ini juga sudah mempersembahkan sembilan trofi untuk Anfield Gank, termasuk piala Liga Champions dengan menyumbang 186 gol dan 143 assist.

Pada 2015, Gerrard memutuskan untuk hijrah ke AS demi merasakan tantangan baru di Major League Soccer (MLS) bersama Los Angeles (LA) Galaxy. Ia berkarier selama satu tahun di MLS sebelum mengumumkan pensiun sebagai pemain profesional.

Ia menjalani debutnya untuk klub MLS itu pada 11 Juli 2015, di pertandingan uji coba lawan Club America. Hanya berselang beberapa bulan, Liverpool menunjuk Klopp sebagai pelatih mereka.

Di musim ketiganya, tepatnya musim 2018-2019, pelatih asal Jerman itu berhasil mempersembahkan trofi Liga Champions untuk klub. Disusul dengan gelar Liga Primer Inggris pada musim berikutnya. Gerrard kini mengaku menyesal, karena mengakhiri kariernya di Liverpool begitu cepat.

Sehingga pelatih Rangers berusia 40 tahun itu tidak memiliki kesempatan bermain di bawah Klopp.  “Melihat ke belakang sekarang, saya berharap meneken kontrak satu tahun terakhir yang ditawarkan Liverpool karena saya akan memiliki kesempatan bermain di bawah asuhan Jurgen Klopp,” ujar Gerrard kepada Daily Mail pada Minggu (31/1).

“Ada sedikit penyesalan. Saya memiliki perjalanan yang fantastis di Liverpool dan hal terbaik yang dibawa klub kepada saya adalah kenangan-kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan dan akan selalu saya hargai serta saya pikirkan setiap hari,” ucapnya.

“Pada saat yang sama, saya memiliki beberapa momen saat berusaha beranjak dari titik terendah yang kejam, tetapi saya tidak ingin selalu berbicara tentang pasang surut. “Saya ingin melihat kembali perjalanan itu dengan perasaan yang senang karena saya mewujudkan impian saya dan bermain untuk klub lokal saya serta mencapai hal-hal yang tidak pernah saya impikan sebelumnya,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan