“Jadi kalau kita ingin syiar Alquran luar biasa. Maka mau tidak mau harus mengadakan satu kompetisi yang namanya packaging everything,” imbuhnya.
Maka bagaimana cara supaya bisa dikemas. KH Lukman menjelaskan salah satunya dengan mengemas syiar islam secara lebih baik, pembacaan Alqurannya dikemas dengan yang terbaik. Tahfiz pun dikemas dengan terbaik.
“Kita berpikir, ah ngaji di medsos takut ria. Tidak mungkin kita akan mencapai level ikhlas jika tidak melewati anak tangga bernama ria. Kalau kita bilang takut ria, padahal itu sudah ria. Lebih baik kita takut ria tapi melakukan daripada takut ria tapi tidak melakukan apa-apa,” jelasnya.
Tak hanya itu, KH Lukman mengungkap hal yang menarik dari hasil lembaga Inggris, Varkey Foundation yang melakukan riset terhadap masyarakat Indonesia. Tentang hal yang mendorong kepada sebuah kebahagiaan.
“How to be happy? (bagaimana menemukan kebahagiaan). Ternyata riset yang dihasilkan Varkey Foundation mengatakan bahwa cara orang Indonesia menemukan kebahagian itu melalui jalan agama,” ucap KH Lukman.
Kiai asal Cirebon itu menjelaskan bahwa resep dan formula yang ditawarkan agama untuk mendapatkan kebahagian ialah melalui. Sebab, semua sudah berlimpah ada di Alquran.
“Alquran sudah lekat ada di bapak dan ibu (peserta sadesha) sekalian. Jadi tidak terlalu lama lagi bakal banyak orang yang datang menghampiri para Hafiz dalam rangka meminta bimbingan dan minta diajarikan Alquran,” jelasnya.
“Karena nanti ketika orang dihadapkan Government 4,0 ujung-ujungnya akan beralih kembali ke spritualitas. Sehingga orang untuk bahagia nanti akan beralih ke Alquran,” imbuhnya.
Pencetus metode Ilham-Qu itu menyebutkan, orang yang dekat dan menghafal Alquran sejatinya sudah viral di langit. Sehingga dengan adanya kolaborasi program Sadesha ini para Hafiz pun bisa viral dibumi.
“Sayang kalau hari ini yang menjadi viral hanya sosok-sosok artis yang kadang tak patut untuk dilibat. Semestinya yang menjadi tokoh viral ialah para ahli Quran. Kenapa? Karena isinya adalah Alquran,” sebutnya.
Kenapa viral Hafiz menjadi penting, sambung dia, karena Rasulullah SAW pada 15 abad yang lalu memberikan satu identitas kriteria. Bahwa yang terbaik indikatornya adalah Alquran.