BANDUNG – Kepala Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial, Provinsi Jawa Barat (Jabar) H Barnas Adjidin kembali membuka Diklat Satu Desa Satu Hafiz (Sadesha) angkatan ke-9.
H Barnas mengatakan, Sadesha merupakan program unggulan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.
“Ini program prioritas Gubernur. Jadi ketika peserta sudah ditempatkan di desa, maka harus mengajak masyarakat yang ada di desa untuk mencintai Alquran,” kata H Barnas saat memberikan sambutan di Bandung, Senin (14/12).
Menurutnya, ketika peserta sudah tempatkan nanti, maka bukan hanya mengajak saja. Akan tetapi mengajarkan pula isi-isi Alquran, tujuannya masyarakat pun bisa mengeri kandungan Alquran.
Tidak hanya itu, Karo Yanbangsos itu pun berpesan, setelah masyarakat mencintai Alquran dan memahami isi kandungannya, maka langsung di aplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
“Tidak cukup hafal saja. Tapi bisa dimengerti, setelah itu aplikasikan. Karena banyak orang yang membaca Alquran, tapi aplikasinya jarang,” sebutnya.
H Barnas mengungkapkan, ketika seseorang sudah mampu mengaplilasikan Alquran kedalam kesehariannya. Maka, ucap dia, akan terlihat penuh kebahagiaan dan kebarokahan di desa tersebut.
Menurutnya, orang islam itu sangat pandai mengajak kepada kebaikan. Maka dari itu, sambung dia, harus bersemangat untuk bisa meraih segalanya. Termasuk cita-cita setelah kehidupan, bahagia dunia dan akhirat.
“Jangan salah melangkah, merasa ekslusif, merasa pintar lebih dari orang lain. Kelebihan, kepintaran kesalehan harus diberikan kepada orang lain, jangan pelit ilmu,” bebernya.
Setelah pembukaan, Karo Yanbangsos Setda Jabar ini pun menjadi pemateri wawasan kebangsaan. Menurutnya, islam toleransi tidak memberdakan ras, agama. Tapi ketika bisa memberikan ilmu pada orang lain itu adalah islam.
“Salah satu bencana yang ditimbulkan manusia ialah sosial. Maka tujuan wawasan kebangsaan ini untuk mewujudkan nasionalisme yang tinggi dari segala aspek kehidupan rakyat Indonesia,” katanya.
“Mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan perorangan, kelompok, golongan. Kebayang kan kalau kita tidak bersatu, terpecah belah,” imbuhnya.