Vinales Sebut MotoGP 2020 Jadi Musim Terburuk

JAKARTA – Finis di posisi keenam MotoGP 2020, adalah prestasi terburuk yang ditorehkan Maverick Vinales sepajang karirnya. Vinalles terjun di MotoGP sejak 2015 dengan membawa bendera Suzuki.

Prestasi rider Spanyol pada musim 2020 hanya mampu mengamankan satu kemenangan dan tiga podium di 14 seri. Dia begitu menyesalkan atas prestasi terburuk ini. Namun, bagi pebalap bernomo 12 ini, musim terburuk ini sebagai untuk musim depan.

“Setidaknya ada yang saya menangkan di musim ini (top rider M1). Ini harus dianggap sebagai hal yang positif. Meski harus diakui, musim ini adalah musim yang tidak memuaskan, yang terburuk sepanjang karir saya. Sulit untuk menerima hasil ini. Namun, saya akan bekerja lebih keras lagai (di musim mendatang),” kata Maverick Vinales seperti dikutip FIN dari Crash, Kamis (3/12).

Pebalap Yamaha itu sebenarnya sempat unggul satu poin dalam perebutan gelar juara dunia. Namun sayang, setelah kemenangannya di Misano, dia gagal tampil memuaskan di tujuh laga setelah itu. Bahkan untuk sekadar mengamankan satu podium pun, pebalap 25 tahun itu, selalu kesulitan mewujudkannya.

Kekecewaan di MotoGP 2020 ini tidak hanya diutarakan rider Yamaha yang satu ini saja. Fabio Quartararo yang merupakan salah satu kontender teratas untuk juara, sama-sama mengungkapkan hal yang kurang lebih sama. Menurut dia, setting-an Yamaha di musim pandemi ini, adalah yang patut dipersalahkan.

“Ada perbedaan besar antara motor (Yamaha) musim ini dengan yang sebelumnya. Di 2019, ketika saya berjuang keras (untuk mengendalikan motor itu), nasib saya masih lebih baik di banding musim ini. Sejujurnya, hal ini sulit sekali untuk dimengerti,” kata Fabio Quartararo seperti dikutip GPOne

Menurut rival Joan Mir dan Alex Rins itu, ia yang menghabiskan masa pandemi ini untuk berlatih, tidak mampu menemukan performa terbaiknya saat beradadi lintasan balap. Hal ini berbanding terbalik dengan chart performanya, kala dirinya melaju dengan M1, khususnya dalam sesi latihan.

“Dalam sesi latihan (di Jerez contohnya), saya merasa puas dengan performa yamaha. Saking puasnya, saya mampu beradaptasi dengan setiap situasi (di atas lintasa). Namun ketika dalam sesi balapan di mana kami tampil buruk tahun lalu, kesulitan (untuk bersaing) semakin menjadi-jadi. Entah apa yang terjadi,” ungkap Quartararo.(ruf/gw/fin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan