TASIK – Pemerintah Kota (Pemkot) Tasik menyambut baik rencana pemerintah pusat yang akan mengangkat satu juta guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik), masih ada sebanyak 1.300 guru di Kota Tasik yang statusnya masih honorer.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Budiaman Sanusi mengatakan, para guru honorer di daerahnya diberi upah dengan hanya mengandalkan Biaya Operasional Sekolah (BOS).
Akibatnya, upah yang diterima guru honorer masih di bawah upah minimum kabupaten/kota (UMK) Kota Tasikmalaya.
“Kondisi mereka juga salarinya memprihatinkan. Hanya dipenuhi BOS dan tak sampai UMR,” katanya kepada Radar Tasikmalaya (Radar Garut Group), Rabu (25/11) malam.
Maka ia berharap seleksi PPPK dapat diprioritaskan untuk guru honorer yang sudah lama mengabdi. Sebab, masih banyak guru yang sudah bertahun-tahun mengajar, tapi statusnya masih honorer.
“Mudah-mudahan yang diutamakan tenaga honor dulu yang sudah menjadi PPPK bertahun-tahun. Bukan diskrimansi dengan yang lain, tapi mereka (guru honorer) kan sudah mengabdi lama dan memiliki pengalaman,” kata dia.
Kendati demikian, Budiaman tetap akan melihat kualitas guru yang bersangkutan. Para guru honorer juga diminta mulai melakukan persiapan untuk mengikuti seleksi PPPK, termasuk menyiapkan dokumen yang diperlukan.
Ia berharap, dengan rekrutmen satu juta guru PPPK kualitas pendidikan di Indonesia dapat lebih meningkat. Selain itu, kesejahteraan para guru juga dapat lebih baik. (rezza rizaldi)