Ramai-Ramai Pengurus Pesantren dan Madrasah di Garut Beberkan Pemotongan Dana BOP dari Kemenag

GARUT – Sejumlah pengurus Pesantren dan Madrasah Diniyah di Kabupaten Garut mengeluhkan adanya potongan bantuan yang dilakukan oknum yang mengaku dari Kementerian Agama (Kemenag).

Aziz, 30, salah seorang pengurus pesantren di Garut, mengaku bantuan yang diterimanya dipotong sebesar 20 persen dari total Rp400 juta.

Menurutnya, setiap pesantren dapat bantuan BOP (Bantuan Operasional Pesantren) daring Rp 10 juta dan pondok pesantren kecil Rp 25 juta.

’’Jadi nilai potongan itu variatif. Ada pesantren yang dipotong lebih besar lagi,’’ujar Azis seperti yang dilansir Radarpriangan.com, Minggu, (4/10).

Dari cerita sesama pengurus pesantren, jumlah potongan bantuan tersebut ada yang sampai 70 persen dari total bantuan yang diterima.

Sedangkan oeruntukan bantua itu macam-macam, ada dana BOP daring, madrasah diniyyah, taman pendidikan Alquran, pesantren kecil, dan sedang.

’’Bantuannya itu dari Rp 10 juta, Rp 15 juta, Rp 25 juta, sampai Rp 40 juta. Tergantung bantuannya BOP apa,” jelasnya.

Pengurus pesantren lainnya, Yasin, 37, mengaku bantuan yang diterimanya ikut dipotong sebesar 50 persen. Padahal bantuan yang didapatkan totalnya hanya Rp 10 juta.

Pemotongan dilakukan, alasannya karena ada yang mengusungnya. Padahal kan prosesnya tidak seperti itu. Saat kami tidak memberi, mereka memberikan ancaman.

’’Diancam gitu, karena kami kurang paham jadinya ya diberikan saja,” akunya.

Sementara itu ketika dikonfirmasi, Kasi Pondok Pesantren Kemenag Garut, Enang mengaku tidak tahu menahu ketika diklarifikasi soal potongan tersebut.

Bantuan tersebut disebutkannya sama sekali tak melalui Kemenag Garut baik awal pengajuannya maupun saat pencairannya.

“Bantuan yang dimaksud tak melalui kami. Itu pengajuannya langsung oleh pihak pesantren ke Kemenag pusat secara online,” kata Enang.

Hanya saja, dari informasi yang didapatkannya, tambah Enang, bantuan tersebut ‘dimainkan’ oleh pihak-pihak tertentu.

Ketika program tersebut turun, pihak tertentu memanfaatkannya dengan mengaku sebagai pengusung bantuan demi keuntungan pribadi.

Bahkan lanjut dia sempat mendengar informasi, ada bantuan yang turun di salah satu pesantren, tiba-tiba ada orang yang mengaku telah mengusungnya dan meminta jatah.

’’Lucunya lagi, orang yang mengaku telah mengusung itu sampai ada tiga orang,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan