BANDUNG – Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita menuturkan, ada 15 Kelurahan di Kota Bandung yang memiliki kasus stunting tinggi.
15 Kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Cirangrang, Margasuka, Cikawao, Sukawarna, Jamika, Karasak, Kebon Gedang, Palasari, Cipadung, Babakan Penghulu, Pasirjati, Babakan Asih, Cipadung Wetan, Cibaduyut Kidul, dan Burangrang.
’’Jadi inilah alasannya 15 Kelurahan ini menjadi lokasi prioritas,’’katanya kepada wartawan, Selasa, (29/9).
Dia menyebutkan, balita pendek dan sangat pendek paling banyak berada di Kelurahan Cipadung sebanyak 283 anak.
Sedangkan tingkat risiko dengan status sangat tinggi berada di Kelurahan Cirangrang dan Margasuka.
Adapun jumlah rata-rata Balita pendek dan sangat pendek dari 15 Kelurahan prioritas khusus yakni 143.6.
Rita menuturkan, kasus stunting ini sebetulnya mengalami penurunan pada 2018 tercat sebanyak 7.6 persen, sementara 2019 sebesar 6.53 persen.
Selain itu, upaya yang dilakukan Dinkes Kota Bandung antara lain pemberian makanan tambahan gizi pada balita kurus dan ibu hamil.
’’Kita berikan tablet tambahan darah pada remaja putri, pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan dan balita 12-59 bulan, serta terakhir pemicuan pada Sanitasi Terpadu Bersumber Masyarakat (STBM),’’kata dia.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Pengembangan (Bappelitbang) Ahyani Reksanagara juga memaparkan jumlah kasus stunting terjadi pada bayi di bawah lima dan dua tahun.
“Jumlah stunting 0-59 bulan 8.121 Balita, 0-23 bulan 2.711 Baduta, dan 24-59 bulan 5.410 Balita,” jelasnya.
Hasil analisis konvergensi stunting di Kota Bandung yang dilakukan oleh Bappelitbang menunjukkan kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak balita di Indonesia masih tinggi dan belum menunjukkan perbaikan signifikan.
World Health Organization (WHO) menetapkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan kasus tertinggi di Asia.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 30.8 persen atau sekitar 7 juta balita menderita stunting.
’’Kota Bandung sendiri memiliki prevalensi stunting dengan status sedang di angka 21.92 persen. Sementara itu, berdasarkan data DPB pada Agustus 2019, presentase stunting di Kota Bandung berada di angka 6.53 persen,’’tutur dia. (mg7/yan)