GARUT – Para petani di Garut Utara terutama yang tak memiliki kartu tani, saat ini kelabakan untuk membeli pupuk urea. Penyebabnya, harga pupuk mendadak melambung dan langka. Persediaan di toko pupuk pun terbatas bahkan habis. Kebutuhan pupuk urea sangat mendesak untuk memupuk tanaman padi dan palawija.
“Saya minta perhatian pemerintah terkait mahal dan langkanya pupuk urea. Banyak petani yang mempertanyakan kartu tani untuk membeli pupuk bersubsidi. Harga pupuk urea saat ini mencapai Rp 8000,- per kg dan pupuknya langka,” kata Ujang (42) petani warga Leuwigoong, Minggu (27/9).
Menurutnya, apapun penyebab melambungnya harga pupuk dan sulit dibeli (langka) harus secepatnya diantisipasi pemerintah. Bila tidak, pertumbuhan tanaman padi dan palawija akan mendapat gangguan serius. Para petani jangan dipersalahkan terkait musi tanam dan penggunaan pupuk berlebihan. Alasan itu merupakan alasan klise.
Petani lainnya Mulyana warga Desa Sindangsari Kecamatan Leuwigoong, Minggu siang (27/9), sibuk mencari dan membeli pupuk untuk memupuk tanaman padinya yang sedanag tumbuh. Dia pun tak berhasil membeli pupuk, karena di toko pupuk persediaannya habis.
Bila harga dan persediaan pupuk urea tak terkendali, khawatir berpengaruh terhadap hasil panen padi da palawija. Tak sedikit para petani yang beralih menggunakan pupuk kandang. Meski pupuk urea dana sejenisnya tetap dibutuhkan. Sedangkan di Kampung Pasirluhur Desa Tambaksari Kec.Leuwigoong, para petani lebih memilih menanam tembakau karena kesulitan air untuk mengairi sawah. Tanaman tembakau pun tetap sangata membutuhkan pupuk urea disamping pupuk kandang.(pap)