JAKARTA – Menkes Terawan Agus Putranto menyiapkan anggaran Rp 3,8 triliun untuk pendaftaran di The Global Alliance for Vaccine and Immunzation (GAVI), dan uang muka atau down payment (DP) mendapatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan WHO bersama GAVI dan The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
Hal itu diungkap Terawan saat rapat dengan Komisi IX DPR yang dihadiri Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPE) Erick Thohir, Ketua Satuan Tugas PEN KPCPE Budi Gunawan Sadikin, dan Ketua Satgas Covid-19 PKCPE Letjen Doni Monardo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/8).
Terawan mengatakan vaksin merupakan salah satu upaya untuk pencegahan terjadinya Covid-19. “Sampai saat ini memang proses vaksinnya masih berjalan terus melalui WHO, dan telah terdaftar beberapa kandidat vaksin Covid-19,” kata Terawan.
Ia menjelaskan persoalan vaksin ini juga terkait atau termasuk dalam organisasi dunia seperti GAVI dan sebagainya. Karena itu, kata Terawan, dalam rapat koordinasi menteri kemarin, pihaknya sudah menyiapkan beberapa keperluan anggaran yang salah satunya digunakan untuk pembayaran keanggotaan GAVI dan juga mengenai uang muka vaksin.
“Kalau tidak salah Rp 3,8 triliun untuk uang muka supaya kita mendapatkan vaksin tersebut,” ungkap Terawan. Mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan ketua Tim Dokter Kepresidenan ini mengatakan, anggaran itu akan dilaporkan dan diajukan kepada Komisi IX DPR.
“Nanti saya akan mengajukan dan laporkan ke Komisi IX mengenai anggaran untuk uang muka atau uang jaminan pengadaan vaksin baik di 2020 kesiapannya, maupun 2021 saat akan mulai dilaksanakan vaksinasi sambil menunggu hasil dari uji klinis fase tiga,” kata dia.
Menurut Terawan, Ketua Pelaksana KPCPE Erick Thohir sudah menjelaskan detail mengenai vaksin Covid-19, termasuk uji klinis tahap tiga yang masih terus berjalan. “Kami juga memantau terus uji klinis tahap tiga. Kalau di Indonesia, uji klinis fase tiga ini dilaksanakan di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran Unpad (Universitas Padjajaran) dengan sample 1620 subjek,” kata dia.
“Sampai saat ini kami ikut terus mendampingi, dan ikut terus mengawasi, dan terus berdoa mudah-mudahan semua berjalan baik dan lancar,” tambahnya.