CIANJUR – Angka pengangguran di Kabupaten Cianjur pada tahun 2020 ini diprediksi bakal meningkat. Hal itu sebagai dampak terjadinya pandemi Covid-19.
“Angka pengangguran dihitung berdasarkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap akhir tahun. Sementara dari dinas adalah data sektoral yang dilihat dari jumlah pembuat kartu AK1 atau kartu pencari kerja,” kata Kepala Bidang Penempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cianjur, Ricky Ardhi Hikmat, kemarin (26/8).
Menurut Ricky, pada tahun 2018, TPT di Cianjur ada di angka 10,12 persen. Kemudian, pada tahun 2019 menurun menjadi 9,72 persen. Dirinya pun memperkirakan tahun ini TPT di Cianjur tidak sesuai karena terdampak Covid-19.
“Kalau 2020 gak tahu, kayaknya acak-acakan karena kan ada pandemi. Ketika ada pandemi ini, roda perekonomian tidak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak yang dirumahkan, jadi perusahaan tidak berproduksi dari bahan baku susah, penjualan susah. Masih untung dirumahkan, bukan di PHK ada juga yang mengundurkan diri,” katanya.
Sementara itu, setiap tahunnya, banyak orang yang baru lulus sekolah dan masuk angkatan kerja. Ditambah dengan angkatan kerja lama yang belum mendapatkan pekerjaan. Maka, diprediksi tingkat pengangguran terbuka di Cianjur akan meningkat tahun ini.
“Sedangkan lapangan pekerjaanya sampai kini kita susah cari loker baru. Artinya pengangguran diprediksikan kemungkinan akan meningkat lagi di tahun ini. Padahal kemarin sudah turun,” tuturnya.
Selain itu, berdasarkan data Disnakertrans Cianjur, pada tahun 2016 ada 28.014 membuat kartu AK1. Lalu, pada tahun 2017 meningkat menjadi 29.150. Kemudian, meningkat lagi di tahun 2018 menjadi 31.472. Dan, pada 2019 meningkat menjadi 34.063.
Sementara pada tahun 2020 dari Januari sampai Juli 2020 ada 12.288 yang membuat kartu AK1. Namun, pada Juli 2020 terhitung hanya sedikit yang membuat kartu AK1 yaitu 2.953.
“Kenapa sedikit? Karena kita pakai sistem online. Sementara sistem online itu terbatas hanya 150 perhari. Kalau lihat data bulan Juni, saat pelayanan offline dibuka terhitung ada 4.271 yang membuat kartu kuning,” pungkasnya.(job3/sri)