CIANJUR – Kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka untuk sekolah setingkat SD, SMP atau Tsanawiyah dipastikan tidak akan segera dilaksanakan. Kepastian tersebut setelah Pemkab Cianjur menggelar rapat dengan sejumlah sekolah dan yayasan pesantren yang membahas tentang kegiatan belajar di masa pandemi Covid-19.
Juru Bicara Pusat Informasi Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal mengatakan, pihaknya bersama sejumlah unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Cianjur lainnya sama-sama merumuskan solusi untuk pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Namun, terpaksa ditunda untuk mengantisipasi adanya penyebaran di lingkungan pendidikan.
“Kita sama-sama merumuskan bahwa untuk kegiatan belajar mengajar khususnya di pesantren atau dengan peserta anak didik setingkat SD, SMP atau Tsanawiyah itu ditunda sampai waktu yang belum ditentukan,” kata dia kepada wartawan, Rabu (19/8).
Ia mengatakan, penundaan pembelajaran tatap muka ini diputuskan karena situasi Cianjur yang berbatasan dengan daerah lain. Ia pun menyebut, penyebaran Covid-19 di Cianjur akan sama seperti daerah lain.
“Hal ini terjadi karena melihat situasi di beberapa daerah khususnya di Jawa Barat. Kebetulan Cianjur banyak berbatasan dengan daerah yang awalnya zona merah sehingga kita menyimpulkan bahwa potensi penyebaran covid-19 akan sama dengan daerah lain. Sehingga kita antisipasi kegiatan belajar mengajar ini ditunda dulu,” tuturnya.
Ia juga mengatakan, ada beberapa pesantren yang sudah mengahdirkan peserta didiknya untuk kembali mondok di pesantren. Namun, pihaknya tidak mengizinkan tatap muka, dan hanya mengizinkan untuk mondok.
“Tapi pesantren yang terlanjur menghadirkan peserta didiknya, tetep tidak boleh tatap muka. Mereka diizinkan untuk mondok namun tidak diizinkan untuk tatap muka langsung,” tegasnya.
Sementara itu menenggapi banyaknya pertanyaan dari masyarakat terkait dibukanya tempat wisata di Kabupaten Cianjur, sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah masih di tutup Yusman menegaskan anak didik menurut riset di usia seperti itu (pelajar) sangat rentan terpapar oleh Covid-19, karena imunitas dari anak belum selengkap dan se komplit dari imunitas seperti orang dewasa.