Perang Konsulat

Maka seandainya Tiongkok menutup konsulat Chengdu Amerika mungkin tidak lagi merasa terlalu kehilangan. Bahkan bisa dianggap justru menghemat anggaran. Hanya aktivis pro-demokrasi di Tibet yang akan menyesalkannya.

Tiongkok punya lima konsulat di Amerika. Demikian juga Amerika: punya lima konsulat di Tiongkok. Bagi Tiongkok lima konsulatnya itu penting semua: New York, Houston, San Francisco, Los Angeles dan Chicago.

Begitu banyak warga Tionghoa di sekitarnya. Bahkan, kalau diizinkan, Tiongkok perlu 15 konsulat lagi di sana. Kan belum ada di Seattle, San Diego, Boston, pun mungkin di Alberqueque….

Tapi apa pentingnya Amerika punya konsulat di Shenyang? Juga di Wuhan?

Konsulat di Shenyang, ibu kota provinsi Liaoning, mungkin penting. Dulu. Untuk memata-matai Korea Utara.

Jarak Shenyang ke kota kecil Dandong hanya 2 jam dengan mobil. Saya sering melewati jalur ini. Kota kecil Dandong penting karena berbagi sungai dengan Korea Utara. Dulu ada jembatan mobil dan kereta api dari Dandong ke kota di seberang sungai. Jembatan itu kini tinggal separo. Pihak Korut membongkar jembatannya sampai di tengah sungai. Itu tahun 1940-an.

Belakangan dibangun lagi jembatan baru yang besar dan  modern. Di bagian lain wilayah ini.

Presiden Donald Trump sendiri sudah tiga kali bertemu langsung Kim Jong-Un. Peran konsulat Amerika di Shenyang sudah kalah dengan gencarnya postingan Trump di Twitter-nya.

Mungkin Amerika sengaja akan mengurangi konsulatnya. Barangkali hanya yang di Shanghai dan Guangzhou yang masih akan dipertahankan. Jangankan konsulat, Trump juga menutup kantor perwakilan kesehatan Amerika di Beijing. Padahal kantor itu sangat penting. Agar Amerika dengan cepat bisa tahu ada penyakit apa saja yang lagi berkembang di Tiongkok. Yang bisa dicegah untuk tidak terjadi di Amerika.

Enam bulan setelah penutupan itu muncul wabah Covid-19 di Wuhan. Amerika sudah telanjur kehilangan ‘mata dan telinga’. Terjadilah pandemi di Amerika sekarang ini.

Jadi, apakah heboh penutupan konsulat Houston ini akan berkembang ke perang beneran?

Rasanya tidak.

Kecuali….. Wabah Covid-19 terus saja memburuk di sana. Kecuali…. Hasil jajak pendapat terus saja menyebutkan dukungan pada Trump menurun.(Dahlan Iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan