Perang Konsulat

Penting mana konsulat Tiongkok di Houston dan konsulat Amerika di Chengdu?

Rasanya seimbang. Hanya beda misi. Tiongkok memiliki konsulat di Houston untuk kepentingan ekonomi. Houston adalah ‘ibu kota’ minyak-nya Amerika.

Sebaliknya Amerika, memiliki konsulat di Chengdu untuk kepentingan politik: dekat dengan Tibet. Amerika sangat membela Dalai Lama, tokoh utama Tibet yang anti-Tiongkok.

Konsulat Chengdu juga pernah menjadi berita dunia. Yakni tahun 2012 lalu. Saat itu kepala polisi Chongqing minta perlindungan di konsulat itu. Selama 30 jam.

Chongqing, dulunya memang masuk provinsi Sichuan. Belakangan kota Chongqing dijadikan kota khusus langsung di bawah pusat – seperti Shanghai dan Tianjin. Tujuannya: untuk mempercepat pembangunan wilayah pedalaman. Kini Chongqing, kota nun di pedalaman ini, menjadi kota metropolitan yang lebih besar dari Jakarta.

Kepala polisi itu, Wang Lijun, dianggap hopingan dengan Bo Xilai yang terkenal itu. Bo Xilai adalah Gubernur Chongqing. Ia tokoh muda yang diramal bisa menjadi salah satu presiden Tiongkok.

Bo Xilai ditangkap. Tuduhannya: korupsi besar-besaran di Chongqing. Berkomplot pula dengan kepala polisi Wang Lijun. Sulit dibongkar. Setiap penyelidikan selalu mental.

Maka ketika Bo Xilai akhirnya ditangkap hebohnya ke seluruh dunia. Orang kuat itu tumbang.

Bo Xilai dijatuhi hukuman mati. Demikian juga istrinya. Belakangan hukuman itu menjadi seumur hidup. Wang Lijun lari ke konsulat Amerika di Chengdu. Tapi 30 jam kemudian menyerahkan diri ke polisi. Wang dijatuhi hukuman seumur hidup. Kini kasus Bo Xilai tidak terdengar lagi.

Belakangan, Amerika juga sudah kurang memperhatikan Tibet lagi. Amerika seperti lelah membela Tibet. Apalagi Tiongkok memang dengan nyata membangun dan memakmurkan Tibet.  Salah satunya dengan membangun rel kereta cepat ke Lhasa. Yang semula bisa dianggap mustahil.

Rel itu mempertaruhkan banyak hal: secara ekonomi sangat tidak ekonomis. Secara teknologi luar biasa sulitnya: harus melewati wilayah dengan ketinggian di atas 3.000 meter. Itu berarti sangat tipis oksigennya. Juga harus menggunakan konstruksi amat khusus: rel itu harus digelar di atas gunung es. Yang secara teknis pondasi tanah di bawahnya sangat rapuh.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan