Bumil dan AUD Dapat PKH Untuk Asupan Gizi

BANDUNG – Pemerintah melalui Kementerian Sosial memastikan Ibu Hamil (Bumil) dan Anak Usia Dini (AUD) tercukupi asupan gizinya melalui bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) untuk mencegah terjadinya bayi dan balita stunting.

”Pada masa pandemik Covid-19 daya beli masyarakat menurun. Untuk itu PKH dicairkan setiap bulan agar ibu-ibu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH tetap ada pemasukan. Uang bansos ini harus dimanfaatkan untuk membeli bahan pangan bergizi seperti telur, ikan, daging, sayur, dan buah-buahan,” kata Menteri Sosial Juliari P. Batubara, melalui siaran tertulisnya, Rabu (22/7).

Berdasarkan data Direktorat Jaminan Sosial Keluarga (JSK) Kemensos, jumlah ibu hamil yang menerima PKH pada tahun 2020 ini adalah 60.908 orang sedangkan jumlah anak usia dini adalah 2,9 juta. Jumlah bantuan untuk komponen ibu hamil dan AUD tahun ini masing-masing mendapatkan Rp3 juta ibu hamil/AUD per tahun, naik dibandingkan dengan tahun lalu yakni Rp2,4 juta per ibu hamil/AUD.

”Kenaikan anggaran ini merupakan wujud Negara Hadir di tengah rakyatnya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan anak usia dini, meningkatkan asupan gizi mereka, sehingga anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan tidak stunting,” kata Juliari.

Urusan gizi, lanjut Mensos, tidak boleh dilupakan dalam kedaan apapun termasuk kondisi yang terjadi saat Covid-19. Apabila gizi anak terpenuhi maka anak-anak tumbuh sehat dan dapat berprestasi di sekolah dan tidak mudah terserang berbagai penyakit seperi covid-19.

”Gizi yang baik bagi ibu hamil dan anak usia dini juga akan mencegah stunting. Dengan gizi yang baik maka imun tubuh anak-anak akan semakin kuat,” tutur mantan ketua IMI dua periode ini.

Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif. Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak.

Menurutnya, anak-anak merupakan generasi penerus bangsa di masa depan. Anak-anak yang sehat akan menjadi SDM Indonesia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam menghadapi tantangan global.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan