Kasus Tak Turun, Dewan Meradang

BANDUNG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar), Rafael Situmorang menyoroti langkah Pemprov Jabar dalam melakukan penanganan wabah korona yang dinilai tak maksimal.

Hal itu disampaikan wakil rakyat dari Fraksi PDIP usai pembacaan pandangan fraksi-fraksi terhadap P2APBD TA 2019 pada rapat paripurna baru-baru ini.

“Interupsi pimpinan, saya Rafael Sitomurang anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDIP. Saya pikir, Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil) harus menjelaskan langkah-langkahnya selama ini. Apa yang sudah dilakukan dalam menangani Covid-19, sampai saat ini belum jelas,” tegas Rafael dalam rapat tersebut.

Politis PDIP itu mendesak serta meminta penjelasan langsung kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil perihal langkahnya dalam penanganan Covid-19.

Sebab, kata dia, jika melihat perkembangan kasus Covid-19 di Jabar tidak menunjukkan konsistensi penurunan. Belum lagi permasalahan bantuan sosial di lapangan yang masih saja banyak ditemukan.

“Kami melihat perkembangan kasus Covid-19 masih belum menurun tentu ini harus menjadi perhatian kita semua, dan kita melihat hasil yang belum jelas dari apa yang sudah dilakukan pemprov,” katanya.

Tak hanya itu, mantan aktivis 98 itu mendesak gubernur untuk memaparkan secara jumlah penerima bantuan sosial provinsi yang terus berkurang di setiap tahap pendistribusiannya.

“Padahal pemprov telah mengalokasikan anggaran untuk bansos cukup besar. Anggaran untuk penanganan Covid-19 di Jabar cukup besar. Saya imbau agar pemprov serius menangani Covid-19,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyatakan, kewaspadaan Jabar dalam menanggulangi Covid-19 tak akan berkurang sampai vaksin atau obat Covid-19 ditemukan.

Menurutnya, bentuk kewaspadaan Jabar terlihat dari konsistensi tes masif. Berdasarkan data PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) pada Senin (20/7/20) malam WIB, swab test yang telah dilakukan sebanyak 105.184 sampel. Sementara rapid test sebanyak 223.976 sampel. Total tes masif di Jabar mencapai 329.160 sampel.

“Sampai vaksin ditemukan kami tidak akan mengurangi kewaspadaan, kuncinya adalah pengetesan sebanyak-banyaknya dan semasif-masifnya,” kata Emil.

“Jadi, kalau dari sisi epidemiologi, kita (Jabar) masuk kategori terkendali. Dari sisi ekonomi juga sudah mulai bergerak,” imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan